Fluktuasi Ekspor Komoditas Hasil Pertambangan 5 Tahun Terakhir

Ekspor komoditas hasil pertambangan Indonesia cenderung menurun dalam beberapa tahun terakhir, termasuk pada tahun 2024.

Fluktuasi Ekspor Komoditas Hasil Pertambangan

(Tahun 2020-2024)
Ukuran Fon:

Sektor pertambangan menjadi salah satu sektor ekonomi yang cukup penting di Indonesia dengan potensi mineral dan energi yang cukup besar. Selama kurun waktu 2020-2024, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kontribusi ekspor sektor pertambangan terhadap total ekspor nonmigas rata-rata sebesar 18,61%.

Perkembangan ekspor komoditas hasil pertambangan cenderung berfluktuasi dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2020, ekspor hasil pertambangan tercatat sebesar 438,9 juta ton dengan nilai ekspor mencapai US$19,7 miliar. Angka ini menunjukkan penurunan nilai ekspor sebesar 20,75% dibanding tahun sebelumnya. Penurunan ini dipengaruhi oleh melemahnya harga komoditas global serta dampak pandemi Covid-19 yang menghambat aktivitas perdagangan global.

Memasuki tahun 2021, ekspor komoditas hasil pertambangan mengalami lonjakan yang signifikan sebesar 92,14% dengan nilai ekspor mencapai US$37,9 miliar. Pada tahun ini, berat ekspor juga naik menjadi 469,7 juta ton. Kenaikan ini mencerminkan adanya pemulihan ekonomi global pascapandemi, meningkatnya harga komoditas, serta permintaan yang lebih tinggi dari negara mitra dagang utama.

Pada tahun 2022, ekspor komoditas hasil pertambangan kembali meningkat 71,3% dengan berat ekspor sebesar 499 juta ton dan nilai ekspor mencapai US$64,9 miliar. Pemulihan harga global batu bara, nikel, dan logam dasar lainnya memengaruhi peningkatan ekspor pada tahun ini. 

Tren ini berubah pada 2023, di mana nilai ekspor turun menjadi US$51,5 miliar, menurun 20,68% dari tahun sebelumnya. Namun demikian, berat ekspor pada tahun ini menunjukkan peningkatan yang signifikan sebesar 535,2 juta ton.

Pada 2024, berat ekspor kembali naik menjadi 571,8 juta ton dan nilai ekspor turun menjadi US$46,1 miliar. Fenomena ini dipicu oleh tren oversupply dan melemahnya permintaan dari China dan India untuk batu bara.

Secara keseluruhan, ekspor komoditas hasil pertambangan periode 2020–2024 menunjukkan pola fluktuasi yang dipengaruhi oleh kombinasi faktor eksternal, seperti harga komoditas global, permintaan internasional, dan kondisi ekonomi dunia.

Baca Juga: Pertambangan Industri Nikel dan Logam Berat dalam Tubuh Masyarakat Indonesia

Sumber:

https://www.bps.go.id/id/publication/2025/08/07/60d9e9fbe50bcd95323977ba/analisis-komoditas-ekspor--2020-2024--sektor-pertanian--industri--dan-pertambangan.html

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook