Jagung merupakan salah satu komoditas pangan strategis di Indonesia yang berperan penting sebagai bahan pangan, pakan ternak, maupun bahan baku industri. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perkembangan produksi jagung pipilan kering kadar air 14% dalam satu tahun terakhir menunjukkan dinamika yang cukup fluktuatif, dipengaruhi oleh musim tanam, kondisi cuaca, serta faktor teknis lainnya.
Produksi jagung nasional sepanjang Semester II tahun 2024 mengalami pasang surut. Pada Juli 2024, produksi tercatat sebesar 1,36 juta ton. Bulan berikutnya, produksi mengalami kenaikan tipis mencapai 1,52 juta ton. Kenaikan ini berlanjut hingga bulan September sebesar 1,72 juta ton, sekaligus menandai capaian tertinggi produksi jagung sepanjang 2024. Namun, menjelang akhir 2024 terjadi penurunan produksi. Bulan November 2024 hanya menghasilkan 0,98 juta ton jagung.
Produksi kembali meningkat pada awal 2025, mencapai puncaknya pada Februari 2025 sebesar 1,86 juta ton. Tren ini konsisten dengan pola tanam jagung yang biasanya meningkat pada awal tahun. Setelah itu, produksi mengalami fluktuasi. Pada Maret 2025, produksi masih tinggi di 1,64 juta ton, tetapi mulai menurun pada April (1,27 juta ton) dan Mei (0,98 juta ton). Meski demikian, pada Juni dan Juli 2025 produksi kembali naik menjadi 1,53 juta ton dan 1,46 juta ton.
Secara keseluruhan, produksi jagung nasional sangat bergantung pada luas panen dan pola musim. Puncak produksi biasanya terjadi pada awal tahun saat panen raya, sementara penurunan terlihat menjelang akhir tahun. Untuk menjaga kestabilan produksi jagung nasional, diperlukan strategi optimalisasi lahan, penerapan teknologi pertanian, serta manajemen musim tanam yang lebih baik agar produksi tetap stabil sepanjang tahun.
Baca Juga: Sempat Merosot, Produksi Jagung Diprediksi Membaik Agustus 2025
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2025/09/01/2504/luas-panen-dan-produksi-jagung.html