Kepercayaan masyarakat dan pemangku kepentingan terhadap industri nuklir untuk membangun proyek baru telah menurun. Hal ini menyebabkan peningkatan risiko investasi yang dirasakan dan mempersulit penarikan dana untuk proyek masa depan. Selain masalah biaya dan waktu, proyek nuklir juga memiliki risiko tinggi karena sulit untuk memastikan biaya akhir dan jadwal proyek nuklir di masa depan.
Sebagai contoh, sebuah penelitian menunjukkan bahwa waktu pelaksanaan konstruksi proyek nuklir meningkat secara signifikan selama beberapa dekade terakhir. Oleh karena itu, peningkatan kinerja ekonomi tenaga nuklir memerlukan pendekatan holistik yang mencakup pengurangan biaya dan mitigasi risiko. Di sisi lain, daya saing ekonomi tenaga nuklir di beberapa negara OECD juga dihadapkan pada tantangan berdasarkan basis biaya listrik yang disesuaikan (LCOE) oleh kondisi pasar yang merugikan.
Gas yang rendah dan pengenalan energi terbarukan variabel (VRE) dengan skema dukungan khusus mendorong harga listrik turun. Namun, teknologi rendah-karbon seperti tenaga nuklir dapat meningkatkan keterjangkauan dan keandalan sistem listrik.
Di Cina dan Korea, beberapa proyek nuklir telah dilaksanakan dengan tepat waktu dan sesuai anggaran. Kinerja yang lebih baik ini mungkin disebabkan oleh fitur desain alternatif atau kondisi di bawah mana proyek tersebut dikembangkan dan dilaksanakan, serta interaksi antara berbagai pemangku kepentingan yang terlibat.
Oleh karena itu, tantangan dalam menyediakan kapasitas listrik nuklir baru di negara-negara OECD barat tidak berkaitan dengan teknologi itu sendiri, melainkan tergantung pada kondisi di bawah mana proyek-proyek tersebut dikembangkan dan dilaksanakan, serta interaksi antara berbagai pemangku kepentingan yang terlibat.