Pembangunan di suatu di daerah tidak hanya dilihat melalui kacamata ekonomi, tetapi juga dilihat dari pembangunan sumber daya manusianya. Pembangunan manusia diukur melalui Indeks Pembangunan Manusia. Terdapat 3 dimensi pengukuran IPM, yaitu kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Dari segi dimensi kesehatan, pembangunan manusia diukur melalui Umur Harapan Hidup (UHH).
UHH merupakan indikator yang menggambarkan dimensi umur panjang dan hidup sehat. Penggunaan indikator ini didasarkan pada kenyataan bahwa umur panjang merupakan sesuatu yang tak ternilai dan dapat terwujud apabila seseorang mendapatkan nutrisi yang cukup dan kesehatan yang baik. Dilihat dari sisi definisi, UHH merupakan perkiraan rata-rata lamanya waktu yang dapat dijalani oleh seseorang selama hidupnya (dalam tahun).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), UHH di Indonesia terus menunjukkan tren peningkatan, terutama setelah pandemi Covid-19 yang melanda dunia pada tahun 2020. Pada tahun 2024, UHH Indonesia mencapai 74,15 tahun. Ini berarti, seorang bayi yang lahir pada tahun tersebut diperkirakan akan hidup hingga usia 74,15 tahun jika pola kematian tidak berubah.
Kenaikan UHH ini disebabkan oleh berbagai hal seperti perbaikan akses dan layanan kesehatan. Berdasarkan data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), terlihat terdapat perbaikan akses dan layanan kesehatan. Persentase persalinan yang ditolong tenaga kesehatan mengalami kenaikan sebesar 1,12% menjadi 96,81% pada tahun 2024. kehadiran tenaga kesehatan terlatih seperti bidan, dokter, atau tenaga medis lainnya saat persalinan sangat penting untuk mencegah kematian ibu dan bayi.
Selain itu, pencegahan kematian balita juga menjadi indikator penting dalam peningkatan UHH. Data tahun 2024 menunjukan adanya kenaikan persentase balita yang pernah mendapatkan imunisasi. Imunisasi dasar seperti BCG, DPT, polio, dan campak menjadi tameng pertama yang sangat penting untuk melindungi dari berbagai macam penyakit berbahaya, yang jika tidak dicegah dapat berujung pada kematian dini. Karena kematian bayi dan balita terjadi pada usia sangat muda, hal ini berdampak besar dalam menurunkan rata-rata umur harapan hidup jika tidak ditangani.
Peningkatan Umur Harapan Hidup menjadi cerminan bahwa kualitas hidup masyarakat Indonesia semakin membaik. Namun, upaya ini harus terus dilanjutkan melalui peningkatan layanan kesehatan, penyuluhan gizi, pendidikan kesehatan, serta pemerataan akses imunisasi. Dengan demikian, pembangunan manusia dapat tercapai secara lebih menyeluruh dan berkelanjutan.
Baca Juga: Warga Salatiga Punya Harapan Hidup Tertinggi di Indonesia, Apa Resepnya?