Indonesia Masuk Top 10 Negara Pecandu Short Video

Indonesia berada di urutan ke-5 dunia sebagai negara paling banyak menonton video pendek.

10 Negara yang Paling Sering Tonton Video Pendek 2025

Sumber: We Are Social
GoodStats
Ukuran Fon:

Sepanjang tahun 2025, lebih dari separuh populasi dunia telah terkoneksi dengan internet, mendorong tingginya pengguna media sosial. Berbagai bentuk konten online begitu banyak diakses setiap jamnya, mulai dari tulisan, audio, infografis, hingga yang paling populer yaitu video.

Konsumsi video pendek berbasis online seperti TikTok, Reels, YouTube Shorts, dan berbagai platform serupa kian menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat global. Berdasarkan data dari We Are Social berjudul Digital 2025 April Global Statshot Report, rata-rata pengguna internet berusia 16 tahun ke atas di Indonesia menonton video pendek (short video) selama 4,90 hari dalam seminggu. Angka ini menjadikan Indonesia bertengger di posisi kelima dunia. Artinya, hampir setiap hari, masyarakat Indonesia menikmati konten video berdurasi singkat melalui berbagai platform digital. Fenomena ini menunjukkan tingginya penggunaan media sosial serta antusiasme masyarakat dalam mengakses hiburan yang cepat, ringkas, dan mudah dikonsumsi. 

Secara global, Nigeria dan Filipina menempati posisi teratas dengan rata-rata 5,10 hari per minggu. Sementara itu, posisi selanjutnya diisi oleh Kenya (4,98 hari), Thailand (4,94 hari), dan Chile berada di bawah Indonesia dengan 4,88 hari per minggu. Negara-negara di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan mendominasi posisi atas, mencerminkan bagaimana masyarakat negara berkembang sangat adaptif terhadap format video pendek sebagai sumber hiburan, informasi, maupun edukasi.

Tingginya frekuensi menonton video pendek di Indonesia didorong oleh terjangkaunya akses internet serta budaya masyarakat yang gemar berbagi konten ringan, viral, dan mudah dikonsumsi. Namun, terlalu sering mengonsumsi video dengan format pendek memiliki dampak negatif bagi psikologi manusia, salah satunya adalah menyebabkan berkurangnya attention span atau kemampuan memfokuskan perhatian pada aktivitas dalam jangka waktu tertentu. 

Menurut Dosen Psikologi UNISA Yogyakarta Ratna Yunita Setiani Subardjo, hal ini bisa terjadi karena media sosial dan video pendek memang dirancang untuk memanjakan pengguna dengan konten yang singkat, menarik, dan mudah dikonsumsi.

“Ya, benar bahwa scroll media sosial atau menonton video pendek dapat menyebabkan attention span berkurang. Kebiasaan scroll sosial media juga dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk memfokuskan perhatian pada suatu tugas atau aktivitas yang lebih panjang dan kompleks. Dalam psikologi, fenomena ini dikenal sebagai 'efek fragmentasi perhatian' (attention fragmentation effect),” jelasnya pada Selasa (15/4/2025), dikutip dari Kompas.

Tren meningkatnya konsumsi video pendek di Indonesia diperkirakan masih akan berlanjut. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui langkah-langkah mempertahankan attention span, seperti membuat jadwal terstruktur, menghindari multitasking, hingga membatasi penggunaan media sosial.

Baca Juga: 10 Jenis Konten Video Online yang Paling Sering Ditonton 2025

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook