Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan angka indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas hidup manusia dan tingkat pencapaian pembangunan suatu wilayah. Dimensi dasar yang digunakan adalah umur harapan hidup bayi baru lahir, rata-rata lama sekolah penduduk berusia 25 tahun ke atas, harapan lama sekolah penduduk yang berumur 7 tahun, serta pengeluaran riil per kapita suatu wilayah.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2023, besaran IPM adalah sebesar 74,39, meningkat pada tahun ini menjadi 75,02. IPM Indonesia naik sebesar 0,85%, peningkatan yang patut diapresiasi karena angka ini melampaui rata-rata kenaikan di Indonesia selama 2020-2024, yang hanya sebesar 0,75% per tahun.
Adapun pengelompokan nilai angka IPM dapat dikategorikan sebagai berikut.
- Kurang dari 60 termasuk kategori rendah
- Nilai 60-70 termasuk kategori sedang
- Lebih dari 80 termasuk kategori sangat tinggi.
Jika dirincikan dari setiap provinsi, maka setidaknya terdapat 14 provinsi yang capaian IPM-nya melebihi capaian nasional, dengan 2 provinsi yang masuk kategori capaian tinggi, yaitu DKI Jakarta dan DI Yogyakarta dengan pencapaian masing masing sebesar 84,15 dan 81,62.
Secara keseluruhan kenaikan DKI Jakarta adalah sebesar 0,72%. Dengan harapan hidup saat lahir mencapai 75,99 tahun, rata-rata lama sekolah masyarakat sebesar 11,49 tahun, harapan lama sekolah sebesar 13,51 tahun, dan pengeluaran riil per kapita per tahun sebesar Rp19.953.000.
Adapun DI Yogyakarta mengalami pertumbuhan IPM sebesar 0,65%. Rinciannya, harapan hidup saat lahir sebesar 75,36 tahun dengan rata-rata lama sekolah selama 9,92 tahun dan harapan lama sekolah selama 15,70 tahun. Adapun pengeluaaran riil per kapita per tahun DIY adalah sebesar Rp15.361.000.
Pada data yang dirilis oleh BPS, terlihat bahwa pencapaian IPM di atas rata-rata tidak hanya ada pada DKI Jakarta dan DI Yogyakarta saja tetapi juga provinsi di luar Jawa, seperti Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, Bali, dan Sumatra Barat.
Baca Juga: Indeks Pembangunan Manusia Naik di Tahun 2024