Kemiskinan Turun, Kesenjangan di Perkotaan dan Perdesaan Masih Tinggi

Persentase kemiskinan terus menurun, namun kesenjangan kemiskinan di perkotaan dan perdesaan masih cukup terasa.

Persentase Kemiskinan Perkotaan dan Perdesaan 2020-2024

Sumber: BPS (Badan Pusat Statistik)
GoodStats

Persentase kemiskinan di Indonesia terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase kemiskinan Indonesia pada September 2024 turun menjadi 8,57%. Namun di sisi lain, kesenjangan kemiskinan antara wilayah perkotaan dan perdesaan masih cukup tinggi.

Berdasarkan hasil dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), persentase kemiskinan di perkotaan dan perdesaan kompak mengalami penurunan. Pada wilayah perkotaan, persentase kemiskinan per September 2024 sebesar 6,66%, turun 0,43% poin dari maret 2023. Sementara itu, kemiskinan di wilayah perdesaan juga turun dari 11,79% pada Maret 2024 menjadi 11,34% pada September 2024. Penurunan ini menunjukan bahwa upaya pemerintah untuk mengurangi kemiskinan perlahan menunjukan hasil, meskipun tingkat kemiskinan di perdesaan masih lebih tinggi dari perkotaan.

Kemiskinan di perdesaan yang tinggi disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya keterbatasan akses terhadap infrastruktur dan layanan dasar. Di wilayah perdesaan, akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan transportasi hingga jaringan internet sering kali lebih terbatas dibandingkan perkotaan. Selain itu, keterbatasan infrastruktur di perdesaan juga membatasi mobilitas, distribusi barang, hingga akses ke pasar kerja.

Keterbatasan pasar tenaga kerja ini terlihat dari data bahwa sebagian besar masyarakat perdesaan bekerja pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat rentan terhadap fluktuasi harga dan gagal panen karena perubahan iklim yang tidak menentu. Hal ini menyebabkan nilai tambah di sektor ini lebih rendah dibandingkan sektor jasa dan industri yang banyak berkembang di perkotaan.

Selain itu, tingkat pendidikan yang rendah yang rendah turut menjadi faktor tingginya kemiskinan di perdesaan. Data BPS tahun 2024 menunjukan bahwa rata-rata lama sekolah di perdesaan lebih rendah dari perkotaan, di perdesaan sebesar 7,97 tahun sedangkan perkotaan sebesar 10,08 tahun. Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan kualitas sumber daya manusianya sulit bersaing, membuat kemiskinan masih tinggi di wilayah perdesaan.

Meskipun angka kemiskinan menunjukkan tren penurunan di seluruh wilayah, kesenjangan antara perdesaan dan perkotaan masih menjadi tantangan utama. Pemerintah perlu memperbaiki akses dan infrastruktur di perdesaan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di perdesaan. Hal ini menjadi salah satu kunci untuk mempercepat pengurangan kemiskinan nasional dan mewujudkan pembangunan yang merata.

Baca Juga: Tren Kemiskinan Indonesia Menurun, Apakah Ketimpangan Juga Menurun?

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook