Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), mayoritas pelajar di tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tercatat aktif berolahraga dalam seminggu terakhir. Namun, angka tersebut menurun drastis ketika peserta didik memasuki jenjang pendidikan tinggi, menandakan adanya perubahan gaya hidup yang cukup signifikan.
Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat merupakan kelompok yang paling aktif berolahraga dalam seminggu terakhir pada 2024 dengan persentase mencapai 88,61%, disusul oleh jenjang SMA/SMK sederajat dengan angka 87,12% dan SD sederajat dengan proporsi 86,69%.
Angka yang relatif tinggi tersebut menunjukkan bahwa olahraga masih menjadi bagian dari aktivitas fisik rutin pelajar sekolah dasar hingga menengah. Selain faktor usia, peran kurikulum pendidikan yang mewajibkan pelajaran jasmani serta kegiatan ekstrakurikuler olahraga juga turut mendorong tingginya partisipasi ini.
Namun, persentase peserta didik yang berolahraga turun tajam pada jenjang pendidikan tinggi. Hanya 46,69% mahasiswa yang mengaku berolahraga dalam seminggu terakhir. Artinya, lebih dari separuh mahasiswa di Indonesia tidak melakukan aktivitas olahraga secara rutin.
Fenomena ini mengindikasikan adanya pergeseran prioritas dan pola hidup di kalangan mahasiswa yang sering kali dihadapkan pada jadwal kuliah padat, tugas akademik menumpuk, hingga kecenderungan gaya hidup sedentari (tidak aktif bergerak).
Padahal, aktivitas fisik dan olahraga berperan penting dalam meningkatkan kesehatan. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Anang S. Otoluwa dalam kuliah umum bertema “Peningkatan Derajat Kesehatan Melalui Aktivitas Olahraga dalam Mewujudkan Mahasiswa yang Unggul dan Berdaya Saing” di ballroom Hotel New Rachmat, Rabu (4/9/2024).
Apalagi bagi mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa yang berada dalam usia produktif, penting untuk menerapkan pola hidup sehat dan aktif guna mencegah berbagai penyakit. Justru menurutnya, mahasiswa yang sehat secara fisik memiliki daya saing yang lebih tinggi dalam akademik maupun dunia kerja.
Dengan ini, institusi pendidikan tinggi diharap dapat lebih memperhatikan keseimbangan gaya hidup mahasiswanya. Kampus dapat berperan dengan memperluas akses terhadap fasilitas olahraga, menyediakan komunitas aktivitas fisik, atau bahkan mengintegrasikan program kebugaran dalam kegiatan nonakademik.
Baca Juga: Bagaimana Kebiasaan Olahraga Peserta Didik RI?
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/05/28/1d3b07ea55c4e8d8ce5d5859/statistik-penunjang-pendidikan-2024.html
https://kepelatihan.fok.ung.ac.id/home/berita/optimalisasi-kesehatan-mahasiswa-melalui-aktivitas-olahraga-strategi-dan-implementasi