Isu kesehatan mental saat ini bukanlah topik tabu lagi untuk dibicarakan, terutama untuk masyarakat yang berada di daerah perkotaan. Masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan jauh lebih terbuka tentang isu kesehatan mental dan bersedia untuk mencari pertolongan tenaga profesional untuk mencegah kondisi mental memburuk.
Sebaliknya, masyarakat yang tinggal di daerah perdesaan belum cukup teredukasi mengenai isu kesehatan mental ini sehingga sering kali diremehkan dan diabaikan. Jarang sekali masyarakat perdesaan yang menyadari pentingnya isu kesehatan mental dan melakukan pengecekan kondisi emosionalnya dengan tenaga profesional.
Ternyata, kesenjangan pemahaman terkait isu kesehatan mental di perdesaan dan perkotaan memiliki implikasi yang cukup signifikan. Badan Pusat Statistik melalui Pendataan Potensi Desa tahun 2024 menemukan bahwa persentase korban bunuh diri, termasuk percobaan bunuh diri, di wilayah pedesaan mencapai sekitar 52,91%. Sedangkan di daerah perkotaan, persentasenya lebih rendah, yaitu 47,09%.
Korban bunuh diri atau individu yang melakukan percobaan bunuh diri biasanya menderita masalah perilaku dan emosional, tetapi tidak ditangani dengan baik oleh tenaga profesional.
Selain karena persepsi buruk dan rendahnya pengetahuan mengenai kesehatan mental, masyarakat perdesaan dianggap jauh lebih rentan terkena masalah kesehatan mental karena kondisi perilaku dan emosional seseorang berkaitan erat dengan kesejahteraannya. Tingkat kesejahteraan yang lebih rendah dibandingkan masyarakat perkotaan membuat beban psikologis masyarakat perdesaan lebih tinggi.
Kondisi mental diperburuk dengan isolasi sosial dan stigma dari masyarakat sekitar. Kecilnya dukungan sosial dan rendahnya rasa percaya diri menjadi pemicu terbesar kejadian bunuh diri di daerah perdesaan. Terlebih, fasilitas kesehatan jiwa belum maju dan terakses di wilayah perdesaan sehingga banyak isu kesehatan mental tidak ditangani dengan baik.
Untuk itu, pemerintah harus turut hadir dalam meningkatkan layanan kesehatan jiwa di daerah perdesaan dan memberikan binaan kepada masyarakat terkait pentingnya menjaga kesehatan mental.
Baca Juga: Isu Finansial Jadi Penyebab Gangguan Kesehatan Mental Gen Z
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/06/30/315f265c272f6a38f920d65c/cerita-data-statistik-untuk-indonesia---potret-masalah-perilaku-dan-emosional-di-indonesia--siapa-yang-paling-rentan-.html