Mayoritas Publik Indonesia Pilih Pindah ke Kota Besar Untuk Cari Kerja

Sebanyak 82,3% responden pindah ke kota besar karena masalah upah dan pekerjaan.

Alasan Publik Indonesia Mengadu Nasib ke Kota Besar

Sumber: Litbang Kompas
GoodStats

Setiap tahunnya, terdapat fenomena unik yang terjadi setelah mudik Lebaran, yaitu tingginya arus urbanisasi dari desa ke berbagai kota besar. Banyak perantau mengajak keluarga, saudara, atau teman dari kampung halaman untuk ikut mengadu nasib di kota setelah mudik Lebaran. Hal ini tentunya menjadi polemik tersendiri terutama bagi kota tujuan pendatang. Pasalnya, tidak semua pendatang dari desa mampu mendapatkan pekerjaan yang layak, yang berujung pada peningkatan jumlah pengangguran.

Berdasarkan survei Litbang Kompas, 18,2% publik Indonesia yang melakukan mudik menyatakan pernah/akan membawa keluarga/saudara/teman untuk ikut mengadu nasib di kota. Dalam survei tersebut ditemukan bahwa beberapa alasan masyarakat pindah ke kota besar karena permasalahan pekerjaan, upah, serta fasilitas yang lebih memadai di kota besar.

Upah pekerjaan yang lebih tinggi menjadi alasan yang paling banyak diungkapkan oleh responden, mencapai 29,2%. Alasan kedua yang diungkapkan oleh 27,2% responden adalah banyaknya pilihan pekerjaan yang menjanjikan di kota besar. Kemudian, sebanyak 25,9% responden merasa kesulitan mencari pekerjaan di desa karena terbatasnya kesempatan yang tersedia.

Fasilitas yang lebih lengkap di kota menjadi alasan dari 8,1% responden untuk pindah ke kota. Selanjutnya, gaya hidup yang lebih modern dan beragam diungkapkan oleh 5% responden sebagai alasan mereka untuk mengadu nasib di kota.

Terdapat 2,2% responden menganggap kualitas pendidikan di kota jauh lebih baik. Selain itu, ada pula sebagian kecil responden yang pindah ke kota karena lebih banyak keluarga/kerabat yang tinggal di perkotaan. Terakhir, 0,8% responden mengaku tidak mengetahui atau tidak memiliki alasan khusus saat pindah ke kota.

Survei tersebut dilakukan pada tanggal 17-20 Maret 2025, dengan jumlah responden sebanyak 535 orang dan berasal dari 38 provinsi di Indonesia. Sampel responden ditentukan secara acak dari panel Litbang Kompas sesuai proporsi jumlah penduduk di tiap provinsi.

Baca Juga: Seberapa Berpengaruh Urbanisasi dan Tingkat Kemiskinan terhadap Tingkat Kriminalitas?

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook