Media sosial kini telah menjadi salah satu sumber informasi utama bagi masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam mengikuti perkembangan Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada yang saat ini tengah berlangsung. Hal itu didukung oleh survei kepada 962 responden yang dilakukan Populix dengan sistem multiple answer. Dalam survei tersebut, disebutkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia mendapatkan informasi seputar Pilkada dari media sosial dengan persentase 77%.
Di media sosial sendiri, sumber informasi yang didapat masyarakat mayoritas berasal dari akun media sosial berita online. Adapun sumber lainnya adalah dari akun para influencer, media berita komunitas daerah, tokoh politik, partai politik, hingga komunitas lainnya.
Sumber informasi Pilkada lainnya didapatkan masyarakat Indonesia dari obrolan bersama orang terdekat, mulai dari keluarga, teman, hingga rekan kerja. Persentasenya mencapai 55%.
Televisi menempati posisi ketiga sebagai sumber informasi Pilkada bagi masyarakat Indonesia. Persentasenya tak jauh beda dengan sumber sebelumnya, hanya berselisih 1%, yakni sebesar 54%.
Urutan keempat sumber informasi Pilkada bagi masyarakat Indonesia adalah media berita online dengan persentase 49%. Kemudian, disusul media luar ruang, seperti poster, spanduk, baliho, dan sejenisnya di urutan kelima dengan persentase sebesar 28%.
Media cetak dan radio juga masih termasuk sebagai sumber informasi Pilkada bagi masyarakat Indonesia. Total sebanyak 27% responden masih menerima informasi seputar Pilkada dari media cetak. Sementara itu, persentase masyarakat yang masih menerima informasi seputar Pilkada dari radio sebanyak 8%.
Dari hasil survei yang dilakukan Populix, terlihat jelas bahwa media sosial kini mendominasi sebagai sumber utama informasi Pilkada bagi masyarakat Indonesia. Perubahan pola konsumsi informasi ini mencerminkan pergeseran preferensi masyarakat dalam mencari informasi yang cepat, mudah diakses, dan beragam. Meski begitu, tetap penting bagi masyarakat untuk selektif dan kritis dalam mengolah informasi, terutama dari media sosial yang rentan terhadap hoaks dan bias.
Baca Juga: 74% Masyarakat Indonesia Tak Laporkan Praktik Politik Uang, Apa Penyebabnya?