Mendefinisikan Ulang Makna Kedewasaan, Bukan Lagi Soal Usia

Hasil survei Life Happens mengungkapkan bahwa orang Amerika Serikat merasa menjadi dewasa ketika sudah mencapai stabilitas finansial.

Makna Menjadi Dewasa bagi Orang Amerika Serikat

Sumber: Life Happens
GoodStats

Dalam perspektif hukum, seseorang dikatakan sebagai dewasa apabila telah memasuki usia 18 tahun atau sudah menikah. Sementara itu, dari sisi psikologi, seseorang disebut dewasa jika telah berusia 21 tahun.

Namun, hasil survei dari Life Happens bertajuk Adulthood Across Generations yang dilakukan oleh Talker Research mengungkapkan bahwa menjadi dewasa tidak serta merta dimulai ketika seseorang berusia 18 tahun. Alih-alih berpatokan pada usia, menjadi dewasa dimaknai dengan kondisi stabil secara finansial.

Survei yang dirilis untuk Bulan Kesadaran Asuransi Jiwa pada September lalu tersebut melibatkan 2.000 ribu responden Amerika Serikat lintas generasi, mulai dari generasi Z, milenial, X, hingga baby boomers, masing-masing sebanyak 500 orang.

Mayoritas responden memaknai kedewasaan sebagai kondisi ketika seseorang mampu membayar tagihan sendiri (56%), independen dalam hal keuangan (45%), dan bertanggung jawab secara penuh atas kehidupan pribadi (38%).

Selain itu, para responden juga menyatakan bahwa mereka benar-benar merasa menjadi orang dewasa ketika sudah tidak lagi tinggal seatap dengan orang tua (46%) dan mendapatkan pekerjaan pertama atau pekerjaan di bidang yang sesuai dengan pilihan mereka (28%).

Atas pemahaman tersebut, menjadi dewasa dipercaya baru terjadi ketika responden berusia 27 tahun. Di usia tersebut, mereka mengaku bahwa kehidupan, uang, dan masa depan mulai terasa ‘nyata”.

Menariknya, usia 27 tahun tersebut nyaris bertepatan dengan usia ketika responden mulai menganggap serius masalah keuangan, yaitu di usia 28 tahun. Dalam hal mempersiapkan rencana keuangan, hasil survei membuktikan bahwa generasi Z selangkah lebih maju dibandingkan generasi di atasnya.

Responden generasi Z mengaku telah membayar tagihan mereka sendiri, mendapat kartu kredit, dan belajar membuat anggaran di kisaran usia 22 tahun, sedangkan generasi lainnya baru di kisaran 26 tahun ke atas. Sayangnya, sebanyak 56% generasi Z masih belum menyiapkan dana pensiun dan asuransi jiwa.

Pandangan bahwa seseorang baru layak disebut dewasa ketika sudah mapan secara ekonomi membuat 42% responden merasa menjadi dewasa jauh lebih sulit daripada yang mereka duga. Sebanyak 39% responden pun mengaku belum stabil secara finansial, bahkan 42% responden sangsi mereka akan bisa berada di fase tersebut.

“Kesusahan dan kecemasan generasi Z, ditambah dengan fakta bahwa 71% orang Amerika Serikat yang disurvei percaya bahwa menjadi orang dewasa saat ini lebih sulit daripada 10 tahun yang lalu, benar-benar menggarisbawahi pentingnya mempersiapkan diri secara finansial untuk apa pun yang mungkin terjadi di masa depan,” tutur Direktur Eksekutif Life Happens Brain Steiner, sebagaimana dilansir dari Life Happens.

Baca Juga: 60% Gen Z Masih Bergantung pada Orang Tua, Kapan Bisa Mandiri Finansial?

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook