Negara dengan Jam Kerja Terlama di Dunia

Daftar negara dengan jam kerja terbanyak didominasi oleh negara-negara di benua Asia dan Afrika.

Negara dengan Jam Kerja Mingguan Terlama di Dunia 2024

Sumber: International Labour Organization
GoodStats

Jam kerja merupakan salah satu aspek penting yang berdampak besar pada kesejahteraan pekerja dan produktivitas. Di beberapa negara, jam kerja yang panjang membuat karyawan lebih sering mengalami burnout yang menyebabkan penurunan produktivitas. 

Menurut ILO, rata-rata jam kerja per minggu di berbagai negara sangat bervariasi, mulai dari kurang dari 40 jam hingga bahkan mendekati 50 jam atau lebih.

Bhutan menjadi negara dengan jam kerja terlama. Rata-rata pekerja di sana menghabiskan 54,4 jam per minggu untuk bekerja. Uni Emirat Arab berada di posisi kedua dengan total 50,9 jam kerja per minggu.

Negara dengan jam kerja terlama sering kali menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan. Banyak karyawan di negara-negara ini harus bekerja lebih lama untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan keluarga. 

Faktor budaya dan kebutuhan ekonomi yang tinggi juga memengaruhi durasi jam kerja di suatu negara. Misalnya, di beberapa negara berkembang, kondisi ekonomi yang sulit membuat banyak pekerja rela menghabiskan lebih banyak waktu di tempat kerja demi mendapatkan penghasilan tambahan.

Di sisi lain, negara-negara dengan ekonomi yang lebih stabil dan regulasi ketenagakerjaan yang ketat cenderung memiliki jam kerja yang lebih pendek. 

Negara-negara tersebut biasanya menerapkan kebijakan yang lebih fokus pada kesejahteraan pekerja, seperti adanya batasan maksimal jam kerja, waktu istirahat yang cukup, dan cuti tahunan yang dibayar.

Dengan demikian, keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi lebih terjaga, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kebahagiaan pekerja.

Namun, di negara dengan jam kerja yang panjang, dampak negatif terhadap kesehatan pekerja menjadi perhatian utama. Jam kerja yang berlebihan dapat menyebabkan stres, kelelahan, dan berbagai masalah kesehatan lainnya. 

Selain itu, kurangnya waktu untuk istirahat dan berkumpul dengan keluarga dapat memengaruhi kondisi mental seorang pekerja.

Untuk mengatasi masalah ini, beberapa negara mulai mengimplementasikan kebijakan yang lebih fleksibel dan ramah bagi pekerja. Misalnya, pemberlakuan waktu kerja yang fleksibel, pengurangan jam kerja mingguan, dan pemberian cuti yang lebih banyak. 

Kebijakan ini diharapkan dapat membantu pekerja mencapai keseimbangan yang lebih baik antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas mereka.

Meskipun demikian, tidak semua negara mampu menerapkan kebijakan semacam itu dengan mudah. Di banyak negara, tantangan ekonomi dan kebutuhan untuk mempertahankan daya saing global membuat pemerintah dan perusahaan enggan mengurangi jam kerja. 

Baca Juga: 10 Negara Terbaik untuk Kerja Remote, Cocok untuk Pekerja WFA!

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook