Pekerja Migran Indonesia (PMI) merupakan salah satu penyumbang terbesar devisa negara. Menurut Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, PMI menyumbang devisa negara hingga Rp159,6 triliun per tahun.
Pada November 2023, BP2MI mencatat terdapat total 19.501 penempatan PMI, baik di sektor formal dan informal. Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan pada periode yang sama, yakni sebanyak 28.375 penempatan PMI.
Sebanyak 59% atau sejumlah 11.489 penempatan PMI merupakan sektor pekerjaan formal, sedangkan 41% sisanya atau 8.012 PMI bekerja pada sektor informal. Proporsi PMI laki-laki tercatat sebanyak 41% dan perempuan sebanyak 59%.
Pekerjaan berupa pengasuh dan pekerja rumah tangga menjadi jenis pekerjaan yang paling banyak dilakukan PMI. Terdapat lebih dari 7.000 PMI yang bekerja di bidang tersebut. Data BP2PMI juga menunjukkan bahwa mayoritas PMI berpendidikan terakhir SMA/SMK.
Apabila meninjau dari negara tujuan penempatan PMI pada November 2023, Taiwan menjadi negara yang paling banyak dituju. Tercatat sebanyak 7.031 PMI ditempatkan di Taiwan pada November, sementara akumulasi PMI sepanjang Januari 2023-November 2023 adalah sebanyak 77.079.
Negara lain yang banyak menjadi tujuan PMI adalah Malaysia, yakni sebanyak 5.061 penempatan pada November 2023. Terdapat pula Hong Kong dengan total 2.909 penempatan, kemudian disusul Singapura sebanyak 975 penempatan dan Jepang dengan 683 penempatan PMI.
Provinsi Jawa Timur tercatat sebagai asal provinsi PMI terbanyak, yakni sebanyak 4.607. Dua provinsi lain dari Pulau Jawa, Jawa Barat dan Jawa Tengah, juga termasuk penyumbang PMI terbanyak, masing-masing sejumlah 4.264 dan 3.862.