Penyandang Disabilitas Masih Didominasi Lulusan SD ke Bawah

Sebanyak 73,77% penyandang disabilitas hanya tamat SD ke bawah, jauh lebih banyak dibanding kelompok nondisabilitas.

Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Penyandang Disabilitas

(Tahun 2025)
Ukuran Fon:

Akses pendidikan yang inklusif masih menjadi tantangan besar bagi penyandang disabilitas di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa mayoritas penyandang disabilitas masih memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Berdasarkan data terakhir, lebih dari 70% penyandang disabilitas hanya menamatkan pendidikan hingga jenjang SD ke bawah. Kondisi ini mencerminkan masih adanya hambatan struktural, sosial, dan ekonomi yang menghalangi mereka untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Pada 2025, BPS mencatat bahwa 18,99% penyandang disabilitas tidak atau belum pernah bersekolah, sementara 25,92% tidak tamat SD dan 28,86% hanya tamat SD. Jika digabungkan, angka tersebut mencapai 73,77%, menandakan bahwa sebagian besar dari penyandang disabilitas berhenti sebelum mendapatkan pendidikan menengah pertama.

Hanya 10,46% yang berhasil menyelesaikan pendidikan SMP, 11,84% tamat SMA/SMK, dan sangat sedikit, yakni 3,93% yang menamatkan pendidikan tinggi. Data ini menunjukkan bahwa tantangan akses, fasilitas belajar, serta penerimaan sosial masih sangat memengaruhi keberlanjutan pendidikan kelompok ini.

Kondisi ini semakin terasa ketika dibandingkan dengan kelompok nondisabilitas. Pada kelompok nondisabilitas, hanya 2,39% yang tidak atau belum pernah sekolah, jauh lebih rendah dibandingkan angka pada penyandang disabilitas. Sebanyak 8,03% tidak tamat SD dan 23,75% menamatkan SD. Sementara itu, tingkat kelulusan SMP dan SMA/SMK jauh lebih tinggi, masing-masing mencapai 22,82% dan 31,81%. Bahkan, lulusan perguruan tinggi pada kelompok nondisabilitas mencapai 11,20% atau hampir tiga kali lipat dibandingkan penyandang disabilitas.

Perbandingan ini menunjukkan adanya kesenjangan pendidikan yang masih lebar antara kedua kelompok. Penyandang disabilitas menghadapi lebih banyak hambatan, mulai dari kurangnya sekolah inklusif, minimnya tenaga pendidik yang terlatih, hingga stigma masyarakat yang masih kuat. Padahal, pendidikan adalah pintu utama menuju kemandirian, kesempatan kerja, dan kualitas hidup yang lebih baik.

Upaya peningkatan inklusivitas pendidikan perlu terus diperkuat melalui penyediaan fasilitas ramah disabilitas, peningkatan kapasitas guru, serta dukungan sosial yang lebih luas. Tanpa langkah nyata, kesenjangan pendidikan ini akan terus berlanjut dan berpotensi menghambat partisipasi penyandang disabilitas dalam pembangunan.

Baca Juga: Jumlah Peserta Didik Disabilitas Berdasarkan Jenjang 2025

Sumber:

https://www.bps.go.id/id/publication/2025/11/21/d048070f37740b0e04d99350/statistics-of-education-2025.html

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook