Skenario 1,5°C merujuk pada target ambisius yang ditetapkan dalam Persetujuan Paris pada tahun 2015 untuk membatasi kenaikan suhu global menjadi di bawah 1,5 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri. Untuk mencapai target ini, diperlukan tindakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan dalam beberapa dekade ke depan, serta upaya untuk menghilangkan sejumlah besar emisi yang telah dilepaskan ke atmosfer. Salah satu teknologi yang dianggap memiliki potensi untuk menghilangkan emisi karbon yang sudah ada adalah teknologi pengendalian karbon dioksida (CCS).
CCS melibatkan penangkapan karbon dioksida dari sumber emisi, seperti pembangkit listrik atau pabrik semen, dan kemudian menyimpannya di tempat yang aman, seperti dalam formasi geologis bawah tanah atau dalam bentuk bahan kimia lainnya. Dalam Skenario 1,5°C, CCS dianggap sebagai salah satu opsi penting untuk mencapai pengurangan emisi karbon yang dibutuhkan. Namun, jumlah CCS yang dibutuhkan tergantung pada sejumlah faktor, termasuk skala penurunan emisi yang diinginkan dan teknologi pengganti yang tersedia.
Menurut laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), CCS dapat menyumbang hingga 14% dari pengurangan emisi yang dibutuhkan pada tahun 2050 dalam Skenario 1,5°C. Namun, hal ini bergantung pada sejumlah faktor, termasuk kebijakan energi, ketersediaan teknologi alternatif, dan faktor ekonomi seperti biaya implementasi.
Pada akhirnya, porsi opsi CCS dalam total kebutuhan penghilangan karbon pada Skenario 1,5°C akan bervariasi tergantung pada banyak faktor. Namun, teknologi CCS dianggap sebagai opsi yang penting dalam upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memerangi perubahan iklim. Selain CCS, terdapat berbagai teknologi lainnya seperti energi terbarukan dan efisiensi energi yang juga dianggap penting dalam mencapai tujuan pengurangan emisi yang diperlukan.