Perkembangan Emisi Gas Rumah Kaca Indonesia Tahun 2013-2023

Dalam data dari EDGAR, emisi gas rumah kaca Indonesia terus meningkat pada sepuluh terakhir.

Emisi Gas Rumah Kaca Indonesia Tahun 2013-2023

Sumber: Emissions Database for Global Atmospheric Research
GoodStats

Emisi gas rumah kaca adalah gas yang memiliki kemampuan menyerap radiasi inframerah (energi panas) yang dihasilkan atau dipantulkan bumi.

Emisi gas rumah kaca dihasilkan manusia oleh berbagai aktivitas manusia seperti proses industri dan manufaktur, eksploitasi bahan alam untuk energi listrik, transportasi, pertanian, dll. Emisi gas rumah kaca yang dihasilkan meliputi Karbon Dioksida (CO2), Metana (CH4), Dinitrogen Oksida (N2O), gas berfluorinasi, dll.

Indonesia sebagai salah satu negara terbesar di dunia perlu memperhatikan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan. Menurut data dari Emissions Database for Global Atmospheric Research (EDGAR), emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh Indonesia telah meningkat 38,77% dalam rentang tahun 2013 hingga tahun 2020. Pada tahun 2013 Indonesia memproduksi sebesar 864,85 mt CO2eq/tahun. Pada tahun 2023 emisi gas rumah kaca di Indonesia meningkat ke angka 1200,20 mt CO2eq/tahun.

Di sepuluh tahun terakhir emisi gas rumah kaca pernah menurun pada tahun 2019 ke tahun 2020. Pada tahun 2019 Indonesia menghasilkan emisi gas rumah kaca sebesar 1108,78 mt CO2eq/tahun, kemudian pada tahun 2020 turun ke angka 1050,34 mt CO2eq/tahun. Turunnya emisi gas rumah kaca pada tahun 2020 diperkirakan terjadi karena pandemi COVID-19, yang membatasi aktivitas manusia.

Pemerintahan baru Prabowo-Gibran telah membentuk badan khusus untuk mengendalikan emisi gas rumah kaca dan perubahan iklim yaitu Badan Pengelola Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Niaga Karbon (BPPPI-TNK). Menurut Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri, pemerintahan Prabowo-Gibran juga akan berfokus kepada perdagangan karbon sebagai menangani emisi gas rumah kaca dan perubahan iklim.

“Ini salah satu yang agak menarik, yang nanti Insya Allah saya ingin berkomunikasi juga dengan Pak Menteri mengenai perdagangan karbon. Ini menarik juga karena kita punya komitmen untuk mengurangi emisi karbon sebesar 32% kata Esti di Kementerian Perdagangan Jakarta, Selasa (22/10/2024) yang dimuat di Detik.

Baca juga: Industri Pengolahan Sumpang Emisi Gas Rumah Kaca Terbesar

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook