Penurunan intensitas emisi gas rumah kaca (GRK) adalah indikator kesuksesan dalam memperbaiki pertumbuhan ekonomi sekaligus menjaga kualitas lingkungan di masa depan. Namun, kedua indikator ini hanya menunjukkan hasil akhir dan tidak menggambarkan tingkat upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah nasional dan daerah. Berdasarkan hal tersebut, Sekretariat PPRK Kementerian PPN/Bappenas melakukan evaluasi kesuksesan upaya mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dengan menambahkan satu bagian khusus pada proses evaluasi. Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur efektivitas capaian penurunan emisi GRK dibandingkan dengan target yang ditetapkan oleh Kementerian PPN/Bappenas.
Target penurunan emisi GRK pada tahun 2018 sebesar 288,9 juta ton CO2e, terbagi menjadi: (1) Kehutanan dan Lahan Gambut serta Pertanian: 173,8 juta ton CO2e, (2) Energi dan Transportasi: 74,7 juta ton CO2e, (3) IPPU: 2,6 juta ton CO2e, dan (4) Pengelolaan Limbah: 17,8 juta ton CO2e.
Dari target tersebut bidang kehutanan, lahan gambut dan perikanan berhasil menurunkan emisi sebesar 315 juta ton CO2e dengan persentase pemenuhaan target sebesar 175,23%. Bidang IPPU berhasil mencapai persentase pemenuhan di atas 100% juga, yakni di angak 105% karena keberhasilannya mengurangi 2.7 juta ton emisi CO2e. Selain itu bidang energi dan transportasi juga mencapai persentase yang cukup tinggi karena keberhasilannya mengurangi 67 juta ton CO2e yakni di angka 91%. Sementara itu bidang pengelolaan limbah berada pada peringkat terendah dengan persentase pemenuhan target hanya sebesar 28%.
Pembangunan rendah karbon pada bidang berbasis lahan telah menunjukkan hasil yang cukup baik, dengan berhasil mengurangi laju deforestasi hutan primer. Namun, masih ada tantangan dengan menetapkan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7-6% dan Indonesia mengandalkan sumber energi dari bahan bakar fosil sebanyak 90%.