Kehidupan ekonomi desa dan kelurahan di Indonesia pada 2025 menunjukkan bahwa perubahan zaman tidak selalu menggeser pilihan hidup masyarakat. Alih-alih sepenuhnya berpindah ke sektor modern, sebagian besar penduduk desa dan kelurahan justru tetap bertahan pada sektor yang paling dekat dengan keseharian mereka yaitu pertanian. Pilihan ini bukan semata karena keterbatasan, melainkan karena pertanian dinilai paling realistis, stabil, dan sesuai dengan kondisi alam serta karakter wilayah tempat mereka tinggal.
Baca Juga: Pasang Surut Ekspor Hasil Pertanian dan Stagnansi Kesejahteraan Petani
Sumber penghasilan utama penduduk menggambarkan lapangan usaha yang menjadi sandaran mayoritas masyarakat dalam memperoleh pendapatan. Di desa dan kelurahan, pola penghasilan ini sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya alam, akses pekerjaan, serta keterampilan yang dimiliki penduduk.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sumber penghasilan penduduk desa dan kelurahan dikelompokkan ke dalam tiga kategori kegiatan ekonomi, yaitu pertanian, industri, dan jasa, yang masing-masing menunjukkan peran berbeda dalam menopang ekonomi masyarakat.
Sektor pertanian menjadi sumber penghasilan utama yang paling dominan dengan capaian 80,5%. Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi di bidang pertanian, kehutanan, dan perikanan. Aktivitas seperti mengolah sawah, berkebun, beternak, mengelola hasil hutan, hingga menangkap ikan masih menjadi rutinitas utama masyarakat desa dan kelurahan. Dominasi sektor ini menunjukkan bahwa desa dan kelurahan masih memiliki peran strategis sebagai penyedia pangan dan penopang ketahanan ekonomi nasional.
Adapun sektor jasa memberikan kontribusi sebesar 12,39%. Kategori ini mencakup perdagangan grosir dan eceran, restoran dan hotel, transportasi, komunikasi, keuangan, real estat, hingga layanan sosial dan pribadi. Meskipun belum mendominasi, sektor jasa menunjukkan potensi pertumbuhan seiring berkembangnya konektivitas desa, pariwisata lokal, dan ekonomi berbasis pelayanan.
Sementara itu, sektor industri hanya menyumbang 7,11% sebagai sumber penghasilan utama penduduk desa dan kelurahan. Sektor ini meliputi pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, konstruksi, serta utilitas publik seperti listrik, gas, dan air. Angka tersebut mencerminkan bahwa aktivitas industri belum menjadi pilihan utama, baik karena keterbatasan fasilitas maupun peluang kerja yang masih terkonsentrasi di wilayah tertentu.
Secara keseluruhan, dominasi sektor pertanian sebagai sumber penghasilan utama penduduk desa dan kelurahan menegaskan bahwa perekonomian perdesaan masih bertumpu pada kekuatan sektor primer. Meski sektor jasa dan industri mulai tumbuh, perannya belum mampu menyaingi sektor pertanian yang telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat. Kondisi ini menunjukkan pentingnya arah kebijakan pembangunan yang lebih produktif dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk desa dan kelurahan secara berkelanjutan.
Baca Juga: Jadi Negara Agraris, Mengapa Indonesia Masih Impor Komoditas Pertanian?
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/12/11/df409d461277ba686888b7f6/statistik-potensi-desa-indonesia-2025.html