Perilaku membuang sisa makanan menjadi isu yang semakin disorot dalam konteks pengelolaan limbah dan keberlanjutan lingkungan. Berdasarkan hasil survei GoodStats, terdapat berbagai alasan mengapa responden memilih untuk membuang sisa makanan. Secara umum, alasan terbesar karena makanan dianggap sudah tidak segar. Hal tersebut disebutkan oleh hampir separuh responden atau sebanyak 47%.
Kondisi makanan yang tidak segar sering kali menjadi alasan utama bagi masyarakat untuk membuangnya. Faktor ini bisa dikaitkan dengan penyimpanan yang kurang optimal, durasi penyimpanan yang terlalu lama, atau ketidaksadaran akan tanggal kedaluwarsa.
Selain itu, 25% responden menyatakan alasan selera, di mana mereka merasa makanan tersebut kurang sesuai dengan preferensi mereka. Masalah ini sering muncul ketika makanan disiapkan tanpa memperhatikan preferensi individu, baik karena memasak dalam jumlah besar untuk keluarga atau memilih makanan yang kurang disukai saat membeli.
Faktor porsi makanan yang terlalu banyak juga menjadi penyebab makanan berakhir di tempat sampah, meskipun dalam proporsi yang lebih kecil, yakni sebesar 7,5%. Kebiasaan menyajikan makanan dalam jumlah berlebih sering kali tidak diimbangi dengan kemampuan konsumsi sehingga menyisakan banyak limbah makanan.
Sementara itu, sebanyak 20,5% responden menyebutkan alasan lain yang beragam. Motivasi ini bisa mencakup berbagai faktor, seperti lupa menghabiskan makanan, ketidaktahuan cara memanfaatkan sisa makanan, hingga alasan yang bersifat sosial, seperti merasa malu menyimpan makanan yang dianggap tidak layak.
Hasil survei GoodStats mengungkap pentingnya edukasi mengenai pengelolaan sisa makanan untuk mengurangi pemborosan. Upaya yang dapat dilakukan mencakup perencanaan menu yang lebih baik, penyimpanan yang tepat, hingga pemanfaatan kembali sisa makanan menjadi masakan baru. Dengan memahami penyebab utama kebiasaan membuang makanan, masyarakat diharapkan dapat berkontribusi lebih baik dalam mengurangi limbah makanan dan menjaga keberlanjutan lingkungan.
Adapun survei berjudul Perilaku Pengelolaan Sampah Masyarakat Indonesia di 2024 ini dilakukan pada 7-16 November 2024 dengan melibatkan 1.000 responden dari berbagai latar belakang pendidikan dan ekonomi yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Survei dilaksanakan secara online yang diperkuat dengan focus group discussion (FGD) dengan perwakilan sampel.
Baca Juga: Simak Komposisi Sampah Global di 2050