Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, memiliki komitmen untuk menjadikan Indonesia mandiri energi dengan cara swasembada energi. Hal itu disampaikan dalam pidato pertamanya usai agenda Pengucapan Sumpah sebagai Presiden Republik Indonesia di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD Jakarta, Minggu (20/10) pagi.
Prabowo mengingatkan bahwa ketergantungan akan sumber energi dari luar negeri, dapat menjadi ancaman serius di tengah ketegangan geopolitik global. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya Indonesia mencapai swasembada energi.
“Kita juga punya energi bawah tanah, geotermal yang cukup. Kita punya batu bara yang sangat banyak. Kita punya energi dari air yang sangat besar. Pemerintah yang saya pimpin nanti akan fokus untuk mencapai swasembada energi,” kata Presiden Prabowo melansir Setneg.
Menurut salah satu perusahaan jasa energi berbasis AI, AILIMA, sumber daya geotermal adalah potensi energi yang berasal dari panas yang ada di dalam bumi. Potensi ini dibagi menjadi tiga kategori: spekulatif, hipotetis, dan cadangan. Kategori ini menunjukkan jumlah dan ketersediaan sumber daya yang bisa diekstraksi untuk digunakan sebagai energi, berdasarkan ilmu kebumian.
Sementara itu, cadangan geotermal adalah bagian dari sumber daya yang lebih terukur, terdiri dari cadangan mungkin, cadangan terduga, dan cadangan terbukti. Kategori ini diukur dengan lebih rinci menggunakan data dari sumur bor, yang menunjukkan bahwa sumber tersebut dapat diekstraksi dan dimanfaatkan sebagai energi saat ini.
Menurut Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia 2023 yang diterbitkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Indonesia memiliki sumber dan cadangan geotermal dengan total 23.592 MW (Megawatt). Di Indonesia sendiri, sumber dan cadangan geotermal dibagi menjadi 8 wilayah.
Wilayah yang memiliki sumber dan cadangan geotermal paling banyak adalah wilayah Sumatra, sebesar 9.623 MW. Kemudian disusul oleh Jawa dan Sulawesi, masing-masing memiliki sumber dan cadangan geotermal sebesar 7.933 MW dan 3.053 MW.
Wilayah yang memiliki sumber dan cadangan geotermal paling sedikit adalah Papua dengan jumlah total 75 MW. Hal ini dikarenakan belum ada Pembangkit Tenaga Listrik Panas Bumi (PLTP) yang dibangun di Papua.
Per tahun 2023, hanya terdapat 18 PLTP di Indonesia. PLTP ini tersebar di Pulau Jawa, Pulau Sumatra, Pulau Sulawesi, dan Pulau Nusa Tenggara. Di Pulau Jawa dan Pulau Sumatra terdapat masing-masing 7 PLTP, sedangkan di Pulau Sulawesi dan Nusa Tenggara, masing-masing 1 dan 3 PLTP.
Baca Juga: Indeks Transisi Energi Indonesia Termasuk yang Tertinggi di ASEAN