Menurut laporan Indonesia Gen Z Report 2024, tercatat gen Z tidak begitu pilih-pilih terhadap genre bacaan favoritnya. Sebanyak 58% responden laki-laki dan 61% responden perempuan mengaku menyukai semua genre bacaan.
Sementara itu, genre fiksi lebih banyak digemari oleh perempuan dengan persentase sebanyak 25%, dan laki-laki sebanyak 19%. Membaca buku fiksi dapat mendorong kreativitas pada otak, mengeksplorasi imajinasi, serta meningkatkan rasa empati dan emosional seseorang.
Lebih lanjut, tema bacaan biografi nyatanya lebih banyak digemari oleh laki-laki dengan persentase 12%, sedangkan persentase perempuan yang suka membaca biografi hanya 1%. Genre nonfiksi sendiri lebih banyak digemari perempuan, dengan nilai 13% berbanding 10% untuk laki-laki. Buku nonfiksi biasanya bacaan mengulas dan membahas fakta dan kenyataan yang ada, dan sedang terjadi pada dunia atau lingkungan sekitar.
Gen Z yang berumur antara 21-26 tahun lebih banyak mengakses artikel online dengan persentase sebanyak 53%, dibandingkan dengan gen Z yang berumur antara 16-20 tahun yang memiliki persentase 47%.
Tidak hanya itu, gen Z juga tercatat banyak menggunakan e-book sebagai media bacaannya. Pemakaiannya tercatat lebih tinggi pada gen Z usia 11-15 tahun (31%) dibandingkan usia yang lebih dewasa.
Kegemaran gen Z dalam membaca seluruh genre bacaan dapat membantu menjaga kualitas otak agar bisa terus berpikir kreatif namun tetap dapat menggunakan logika dengan baik. Membaca adalah jendela wawasan, tingkat kegemaran membaca di kalangan anak muda harus terus ditingkatkan untuk membangun generasi masa depan yang lebih cerdas.
Baca Juga: Dobrak Stereotip 'Kurang Literasi', Begini Ketertarikan Generasi Muda Indonesia dalam Membaca Buku