Punya Waktu Lebih Sama Keluarga Jadi Alasan Gen Z & Milenial Kejar Work-Life Balance

Mayoritas responden Gen Z dan Milenial sepakat punya waktu bersama keluarga jadi urutan utama work-life balance.

6 Definisi Work-Life Balance versi Gen Z dan Milenial

Sumber: Populix
GoodStats

Di tengah dinamika dunia kerja modern, Gen Z dan Milenial semakin menempatkan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi sebagai prioritas utama. Salah satu alasan dominan yang mendorong mereka mengejar work-life balance adalah keinginan untuk memiliki lebih banyak waktu bersama keluarga.

Survei Populix tahun 2023 terhadap 461 responden Milenial dan 202 responden Gen Z menunjukkan bahwa mayoritas Milenial (78%) dan Gen Z (68,3%) beranggapan bahwa memiliki waktu lebih untuk keluarga merupakan gambaran ideal dari work-life balance. Temuan ini memperlihatkan bahwa bagi kedua generasi ini, pekerjaan bukan lagi soal lembur atau naik jabatan semata, tapi tentang ruang untuk menjadi manusia seutuhnya yang bisa hadir untuk orang tua, pasangan, bahkan hewan peliharaan di rumah.

Tak hanya soal waktu bersama keluarga, fleksibilitas kerja dan perhatian terhadap kesehatan mental juga turut diperhitungkan. Survei dari Top Employers Institute menyebutkan bahwa 62% responden Gen Z bersedia menerima gaji lebih rendah demi mendapatkan keseimbangan hidup yang lebih baik. Selain itu, sebanyak 82% responden ingin jadwal kerja yang fleksibel, dan 83% menyatakan pentingnya dukungan terhadap kesehatan mental di tempat kerja. Ini memperkuat fakta bahwa keseimbangan hidup bukan sekadar idealisme, melainkan kebutuhan nyata yang memengaruhi keputusan karier.

“Hasil survei ini mencerminkan kebutuhan Gen Z akan stabilitas, keberlanjutan, dan keamanan di tempat kerja,” tutur Jake Canull, Regional Director di Top Employers Institute, Sabtu (21/9/2024), mengutip Marketwatch.

Di sisi lain, budaya hustle yang dulu diagungkan perlahan ditinggalkan. Dalam survei Jakpat terhadap 1.262 responden Gen Z, sebanyak 95% Gen Z menilai bahwa work-life balance adalah kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi oleh pemberi kerja. Narasi soal “kerja keras dulu, bahagia kemudian” mulai kehilangan daya tarik. Generasi muda kini lebih memilih hidup yang bisa dinikmati sekarang bukan nanti.

Pemerintah Indonesia juga menyoroti pentingnya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

“Generasi Y dan Z yang masuk dalam pasar kerja telah membawa nilai-nilai budaya kerja baru. Misalnya nilai work-life balance, pekerjaan yang bermakna dan work-tainment,” ucap mantan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, pada Selasa (17/1/2023), mengutip Kompas.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa pemerintah mendukung upaya pekerja, termasuk Gen Z dan Milenial, dalam mencapai keseimbangan hidup yang sehat dan produktif.

Tren preferensi generasi muda terhadap keseimbangan hidup menunjukkan perlunya penyesuaian strategi oleh perusahaan. Penerapan kebijakan kerja yang fleksibel, perhatian terhadap kesehatan mental, dan penghargaan terhadap waktu pribadi kini dipandang sebagai kebutuhan dasar. Ketidakhadiran elemen-elemen ini berpotensi mendorong generasi muda untuk mempertimbangkan pilihan karier lain yang lebih sesuai dengan nilai-nilai tersebut.

Baca Juga: Apa Alasan Utama Gen Z dan Milenial Lakukan Aktivitas Pengembangan Diri?

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook