Sulawesi Tengah masih mempertahankan posisinya sebagai provinsi sentra produksi kakao terbesar di Indonesia. Pada tahun 2023, provinsi ini menghasilkan 125,92 ribu ton kakao, yang setara dengan 19,92% dari total produksi nasional. Luas areal perkebunan kakao di Sulawesi Tengah mencapai 267,25 ribu hektare.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), dalam 10 tahun terakhir produksi kakao provinsi Sulawesi Tengah berada di kisaran antara 100 hingga 130 ribu ton.
Pada tahun 2015, produksi berada di angka 100,70 ribu ton, sempat naik ke angka 124,80 ribu ton di tahun 2016, kemudian mengalami penurunan sebesar 100,70 ribu ton pada tahun berikutnya. Sejak tahun 2018 hingga 2022, produksi kakao di Sulawesi Tengah berada di rentang 125,50 ribu ton sampai 130,80 ribu ton.
Walaupun demikian terjadi penurunan produksi kakao sejak tahun 2023 hingga 2024. Pada tahun 2023 jumlah produksi kakao berada di angka 125,92 ribu ton, yang kemudian turun lagi di tahun 2024 menjadi 124,72 ribu ton.
Terdapat deretan upaya yang dilakukan pemerintah provinsi Sulawesi Tengah dalam meningkatkan produksi kakao. Mengutip DKIPS Sulteng Prov, Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid dan wakilnya Reny Lamadjido, mendorong percepatan pengembangan sektor kakao melalui investasi dan kerja sama strategis.
Lebih lanjut, Anwar menegaskan pentingnya untuk menghidupkan kembali kejayaan sektor kakao Sulawesi Tengah
"Kalau ada investor mau kelola seribu hektare, coupling saja kebun yang sudah ada. Dinas perkebunan cukup fokus urus itu. Kita bisa sampai ke hilir kalau lahan dan sistemnya jelas,” tutur Anwar, Kamis (24/4/2025) di Ruang Kerja Gubernur Sulteng.
Baca Juga: Sulawesi sebagai Lumbung Kakao Nasional 2024
Sumber:
https://sultengprov.go.id/daerah/gubernur-sulteng-dorong-investasi-kakao-lewat-kolaborasi-ugm-dan-fuji-oil-jepang/
https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTMyIzI=/produksi-tanaman-perkebunan--ribu-ton-.html