Hiu paus merupakan salah satu satwa yang mengalami penurunan jumlah populasi cukup tinggi. Lebih dari 50% populasinya punah selama 75 tahun terakhir. Laporan konservasi mencatat bahwa kematian ikan sepanjang ratusan sentimeter (cm) ini salah satunya disebabkan oleh tabrakan kapal di sekitar jalur pergerakan hiu paus.
Untungnya, penelitian menunjukkan populasi ikan raksasa ini dapat dipulihkan ke jumlah yang aman dalam kurun waktu 100 tahun. Konservasi Indonesia pun turut memperjuangkan pemulihan populasinya.
Data Konservasi Indonesia mengungkap bahwa terdapat enam habitat hiu paus di Indonesia. Karena hiu ini mayoritas berhabitat di laut Indo-Pasifik, mereka pun terlacak berada di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, dan Papua.
Terungkap bahwa hiu paus paling banyak ditemukan di Teluk Cenderawasih. Sebanyak 153 hiu paus berhasil ditemukan di sana, dengan total 538 kali perjumpaan.
Di Teluk Saleh, hiu ini dijumpai sebanyak 466 kali dengan total populasi sebanyak 110 ekor, mayoritasnya adalah laki-laki. Per 2023, Konservasi Indonesia berhasil memasang tujuh sistem pelacak baru di teluk ini dan 12 hiu paus baru berhasil ditambahkan dalam catatan.
Berikutnya, di Kaimana juga terjadi penambahan catatan jumlah hiu paus sebanyak 24 ekor, sehingga per 2023 ada 97 hiu paus di sana dengan jumlah perjumpaan sebanyak 551 kali.
Kemudian, peneliti juga berhasil mencatat 75 hiu paus di Talisayan dengan total pengamatan sebanyak 178 kali.
Konservasi Indonesia juga melakukan perluasan pelacakan hiu paus di Gorontalo dan berhasil memasang dua sistem pelacak baru di sana. Total, ada 33 hiu paus dengan 891 pengamatan yang tertangkap.
Terakhir, sebanyak 23 ekor hiu paus juga tercatat berada di Derawan dan berhasil dilihat 44 kali. Jumlah populasi dan pengamatan tersebut jadi yang tersedikit dari daerah lainnya.
Secara umum, status populasi hiu paus di Indonesia dikatakan tidak banyak berubah di Teluk Cenderawasih, Teluk Saleh, dan Kaimana. Meski begitu, jumlah satwa ini disebut cenderung menurun di Gorontalo.
Guna menyelamatkan hiu paus dari kepunahan, pemerintah RI mengadakan kerja sama dengan nelayan agar ikan raksasa ini tak dieksploitasi. Untungnya, kerja sama ini terjalin dengan baik.
"Kesadaran nelayan yang daerahnya menjadi lokasi kemunculan hiu paus saat ini memang sudah bagus. Sesekali hiu paus mengejar makanan mereka dan terjerat jaring nelayan yang kemudian melepaskannya kembali," ujar Mahardika Himawan Rizki, pengamat perikanan dan kelautan Universitas Mataram, melansir Portal Informasi Indonesia.
Baca juga: Bahaya, Hewan Terancam Punah Paling Banyak dari Indonesia!