Kebiasaan masyarakat Indonesia yang gemar membeli jajanan di UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) menunjukkan preferensi konsumsi makanan jadi dalam kehidupan sehari-hari.
Siomay/batagor adalah salah satu produk UMKM yang kerap dibeli karena cita rasa yang lezat, perpaduan tepung kanji dengan isian daging yang digoreng renyah, disajikan dengan saus kacang yang gurih, manis, asin, dan pedas, sesuai dengan selera lidah masyarakat Indonesia.
Menurut Kementerian Pertanian, rata-rata konsumsi siomay/batagor setiap tahunnya cenderung fluktuatif. Pada 2020, rata-rata konsumsi siomay/batagor per kapita per tahun mencapai 13,4 porsi, yang kemudian turun pada tahun berikutnya menjadi 11,3 porsi.
Memasuki 2022, tingkat konsumsi kembali naik menjadi 12,6 porsi per kapita per tahun, dan melonjak mencapai 14,3 porsi pada 2023 dan 14,4 porsi pada 2024.
UMKM Sebagai Tulang Punggung Perekonomian Nasional
Ketertarikan masyarakat terhadap jajanan UMKM, termasuk siomay/batagor ini tidak hanya menjadi tren kuliner semata, namun juga memberi dampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan para pelaku usaha yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sejalan dengan itu, Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM Eiza Damanik turut menegaskan bahwa keberadaan UMKM berkontribusi besar pada perekonomian nasional. Sejauh ini jumlah UMKM sudah mencapai 65,5 juta, yang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia.
"UMKM ini juga menyerap 119 juta lebih tenaga kerja atau sekitar 97% dari total tenaga kerja nasional," ujarnya dalam pada KUKM Festival 2025 di Kepulauan Babel, Selasa (15/7/2025).
Pada akhirnya, data di atas menunjukkan bahwa tren konsumsi siomay/batagor sebagai makanan jadi cenderung fluktuatif, memperlihatkan bahwa UMKM di bidang food and beverages memiliki potensi untuk terus berkembang.
Baca Juga: Dimsum dan Siomay Jadi Jajanan Favorit Publik Indonesia 2025
Sumber:
https://satudata.pertanian.go.id/assets/docs/publikasi/Buku_Statistik_Konsumsi_2024.pdf
https://www.antaranews.com/berita/4968741/kementerian-umkm-sebut-655-juta-umkm-serap-119-juta-tenaga-kerja