Angka Partisipasi Murni (APM) adalah indikator penting yang digunakan untuk mengukur tingkat keterlibatan individu dalam sistem pendidikan formal. APM menunjukkan persentase penduduk dalam kelompok usia tertentu yang terdaftar sebagai peserta didik pada jenjang pendidikan tertentu.
Angka APM yang tinggi mencerminkan naiknya kesempatan masyarakat untuk belajar dan mengembangkan potensinya. Selain itu, APM juga dapat digunakan untuk menganalisis kesenjangan gender dalam akses pendidikan. Perbedaan APM antara laki-laki dan perempuan dapat menggambarkan ketidaksetaraan dalam kesempatan belajar.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait APM menurut jenjang pendidikan tahun 2024, terdapat fenomena menarik: APM perempuan cenderung lebih tinggi dibandingkan laki-laki pada jenjang SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Sementara itu, pada jenjang SD, angka partisipasinya hampir setara.
Pada jenjang SD, APM laki-laki dan perempuan nyaris identik, dengan APM laki-laki sebesar 97,97 sedikit lebih tinggi dibandingkan APM perempuan yang mencapai 97,92. Namun, mulai jenjang SMP, perempuan mulai lebih unggul.
Pada jenjang SMP, APM perempuan mencapai 82,16, lebih tinggi daripada APM laki-laki sebesar 81,31. Kesenjangan ini semakin terlihat pada jenjang SMA, di mana APM perempuan mencapai 65,46, melampaui capaian laki-laki.
Perbedaan APM semakin melebar pada jenjang Perguruan Tinggi, mengindikasikan peningkatan jumlah perempuan yang melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Hal ini sekaligus mencerminkan adanya perubahan peran perempuan dalam masyarakat, di mana mereka semakin mendapatkan akses dan kesempatan yang setara dalam pendidikan.
Peningkatan APM perempuan, khususnya pada jenjang pendidikan tinggi, merupakan salah satu indikator penting dari perbaikan kesetaraan gender. Kesetaraan gender yang membaik tercermin dari tren penurunan Indeks Ketimpangan Gender (IKG) di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
IKG adalah indikator komprehensif untuk mengukur kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Pada tahun 2021, IKG Indonesia tercatat sebesar 0,465 dan menurun menjadi 0,447 pada tahun 2023.
Peningkatan APM perempuan dan penurunan IKG merupakan kabar baik bagi Indonesia. Namun, tantangan dalam mencapai kesetaraan gender tetap kompleks. Upaya untuk mendorong kesetaraan gender harus terus dilakukan secara berkelanjutan dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
Dengan langkah-langkah strategis dan kolaborasi yang solid, Indonesia dapat mewujudkan masyarakat yang lebih inklusif dan setara di masa depan.
Baca Juga: Tingkat Penyelesaian Pendidikan SMA/Sederajat Berdasarkan Jenis Kelamin (2015-2023)