Tingkat Penyelesaian Pendidikan Perempuan Lebih Tinggi Dibanding Laki-Laki

Perihal tingkat penyelesaian pendidikan di jenjang SMA, siswa perempuan lebih tinggi daripada laki-laki.

Tingkat Penyelesaian Pendidikan SMA/Sederajat Berdasarkan Jenis Kelamin (2015-2023)

Sumber: BPS (Badan Pusat Statistik)
GoodStats

Di Indonesia, perempuan tercatat memiliki tingkat penyelesaian pendidikan yang lebih tinggi ketimbang laki-laki. Hal ini berlaku baik untuk jenjang pendidikan dasar maupun menengah.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat penyelesaian pendidikan perempuan cenderung mengungguli siswa laki-laki, baik di jenjang SD dan sederajatnya, SMP dan sederajatnya, maupun SMA dan sederajat. Tren ini telah berlangsung selama sembilan tahun terakhir, yakni sejak 2015 hingga 2023.

Jika menyoroti angka-angka tingkat penyelesaian pendidikan di jenjang SMA dan sederajatnya, maka selisih angka terbesar tercatat pada 2023, yakni sebesar 5,4%. Tingkat penyelesaian pendidikan laki-laki di jenjang SMA/sederajat mencapai 64,14%, berbanding perempuan di angka 69,54%.

Apabila dikaitkan dengan isu kesetaraan gender di dunia pendidikan, maka sebagaimana pernah diungkapkan oleh Prof. Nizam, sekarang perempuan di Indonesia telah banyak yang menikmati bangku pendidikan.

"Sekarang, justru di SMA lebih banyak perempuannya. Bahkan yang kuliah, perempuan juga lebih banyak dibanding laki-laki," ungkap Prof. Nizam yang kala itu menjabat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudristek, mengutip Kompas.

Sebuah penelitian yang pernah dilakukan Universitas Missouri menunjukkan bahwa prestasi akademik siswa perempuan dalam cakupan global mengungguli anak laki-laki di hampir semua bidang ilmu.

Menanggapi hasil penelitian ini, psikolog anak dan keluarga Sani B. Hermawan mengemukakan bahwa hal tersebut tak lepas dari faktor ketekunan yang cenderung lebih dimiliki anak perempuan.

"Secara umum, saya melihat anak perempuan itu, memiliki karakter yang berbeda dengan anak laki-laki secara umum, seperti ketekunan, kegigihan, konsistensi, yang secara akedemis sangat mendukung," ujar Sani sebagaimana dikutip ANTARA.

Sementara anak laki-laki, jelas Sani lebih jauh, relatif cenderung tidak memiliki karakter seperti ketekunan, sehingga kurang mendukung prestasi akademiknya.

"Anak laki-laki lebih ke arah pergaulan, kompetisi di luar, yang kadang-kadang ketekunan itu kurang, sehingga tidak mendukung akademik," lanjut Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani tersebut.

Baca Juga: 7 Provinsi dengan Tingkat Penyelesaian Pendidikan Sekolah Dasar Tertinggi

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook