Sejak 24 November 2025, banjir bandang dan tanah longsor melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Selain dipicu oleh hujan ekstrem akibat Siklon Tropis Senyar, bencana ini semakin diperparah dengan kerusakan ekologis akibat deforestasi masif serta penambangan legal maupun ilegal.
Isu tentang bencana di Aceh dan Sumatra dan penanganannya ini telah menjadi topik pembicaraan yang trending di media sosial. Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh Drone Emprit, penanganan bencana di Aceh dan Sumatra dibicarakan di media sosial dengan 86.112 sample mentions pada 24 November–7 Desember 2025.
Baca Juga: Sentimen Warganet TikTok terhadap Bencana Sumatra 2025
Di Instagram sendiri, terdapat beragam sentimen yang muncul dalam percakapan, didominasi oleh sentimen negatif.
Sekitar 17,5% percakapan memiliki sentimen positif. Sentimen ini berkaitan dengan rasa takjub akan solidaritas warga mengumpulkan donasi hingga Rp31 miliar untuk bencana di Aceh dan Sumatra. Selain itu, sentimen positif juga berasal dari unggahan apresiasi kepada warga yang telah mendistribusikan logistik via helikopter ke Kabupaten Tapanuli Tengah.
Sementara itu, sentimen negatif dalam percakapan di Instagram mencapai 69%. Sentimen ini sebagian besar muncul dari percakapan yang membandingkan respons pemerintah ketika bencana terjadi di Jawa dan dugaan keterlibatan korporasi dalam kerusakan lingkungan.
Ada pula desakan kepada Menteri Kehutanan untuk mundur dari jabatannya karena dinilai telah gagal menjalankan tugasnya dan desakan untuk menjadikan status bencana di Aceh dan Sumatra sebagai Bencana Nasional karena korban terus bertambah setiap harinya.
Lebih lanjut, sekitar 13,5% percakapan di Instagram memiliki sentimen netral. Biasanya, unggahan dengan sentimen netral berkaitan dengan update informasi bencana Aceh dan Sumatra.
Baca Juga: Sentimen Media Online terhadap Bencana Sumatra 2025
Sumber:
https://pers.droneemprit.id/update-sentimen-publik-terhadap-penanganan-bencana-di-aceh-dan-sumatra/