Akhir November 2025 lalu, sejumlah provinsi di Sumatra mengalami banjir dan longsor akibat Siklon Tropis Senyar di Selat Malaka. Setidaknya hingga 9 Desember 2025, 962 orang menjadi korban jiwa, dengan 5 ribu orang mengalami luka-luka, da 157,9 ribu rusak.
Drone Emprit menganalisis respons warganet terhadap bencana Sumatra. Analisis dilakukan pada 25-29 November 2025, mengumpulkan data percakapan melalui Twitter (X), Facebook, Instagram, YouTube, TikTok, dan media online. Berhasil terkumpul 23.221 artikel dengan 76.561 mentions dan 26.038 sample mentions di media sosial.
Baca Juga: Sentimen Warganet di Instagram terhadap Penanganan Bencana Sumatra
Menariknya, dari seluruh media sosial yang dianalisis, TikTok memiliki sentimen positif tertinggi. Sebanyak 46% percakapan di TikTok bersentimen positif, yang lahir dari apresiasi terhadap langkah konkrit pemerintah dan upaya distribusi bantuan ke daerah terdampak. Selain itu, warganet juga optimis adanya dukungan keberlanjutan dari otoritas pusat dan daerah. Solidaritas dan partisipasi warga sebagai bentuk empati turut mendorong sentimen positif di TikTok.
Sementara itu, 40% percakapan merupakan sentimen negatif, didorong atas kritik terhadap izin penebangan pohon berskala besar yang mengakibatkan banjir dan keserakahan manusia yang juga menjadi faktor utama terjadinya bencana. Jumlah korban dan kerusakan infrastruktur terus bertambah, memantik sentimen negatif dari warganet. Sisanya, 13% percakapan lainnya memiliki sentimen netral.
Threads punya sentimen negatif tertinggi, mencapai 84% dengan hanya 4% percakapan bersentimen positif. Sentimen negatif di X juga mendominasi dengan 46%, begitu pula di Instagram (61%), Facebook (56%), dan YouTube (55%). Hanya TikTok yang sentimen positifnya mendominasi, mencerminkan perbedaan persepsi dan karakter pembicaraan di setiap media sosial.
Baca Juga: Dilanda Siklon Tropis Senyar, Ini 10 Daerah dengan Risiko Banjir Bandang Terluas di Sumut
Sumber:
https://x.com/DroneEmpritOffc/status/1995484413610934626
