Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Bogor selama lima tahun terakhir menunjukkan fluktuasi yang cukup signifikan, mencerminkan perubahan kondisi ekonomi dan pasar tenaga kerja di wilayah tersebut.
Pada 2019, tingkat pengangguran relatif stabil di angka 10,64%. Namun, dampak pandemi COVID-19 yang dimulai pada 2020 sangat terasa di tersebut. Lonjakan TPT dari 10,64% pada 2019 menjadi 12,22% pada 2020 dapat dikaitkan dengan penurunan aktivitas ekonomi akibat pembatasan sosial, PHK massal, dan penutupan banyak bisnis yang tidak dapat bertahan selama pandemi.
Peningkatan lebih drastis terjadi pada 2021, dengan tingkat pengangguran mencapai 14,29%. Kondisi ini dipicu oleh ketidakpastian ekonomi yang berkepanjangan, berkurangnya kesempatan kerja, dan penurunan produktivitas di sektor-sektor yang sangat terdampak pandemi, seperti pariwisata, perhotelan, dan industri manufaktur.
Namun, mulai 2022, TPT di Bogor mengalami penurunan tajam menjadi 9,11%, menandakan pemulihan ekonomi yang cukup signifikan. Seiring dengan meningkatnya kegiatan ekonomi, program pemerintah untuk mendukung pemulihan tenaga kerja, serta relaksasi pembatasan, angka pengangguran mulai menunjukkan perbaikan.
Tren ini berlanjut pada 2023. Meskipun terdapat sedikit peningkatan menjadi 9,83%, angka ini masih lebih rendah dari tahun-tahun awal pandemi.
Secara keseluruhan, data ini mencerminkan dampak besar pandemi terhadap pasar tenaga kerja di Bogor dan kemampuan ekonomi lokal untuk beradaptasi serta pulih dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Jumlah Pengangguran Indonesia 2024, Apakah PHK Massal Akan Berpengaruh?