Spektrum politik merupakan alat pengklasifikasian pandangan, ideologi, atau posisi politik dari suatu aktor politik. Metode pengelompokan spektrum politik ini dipopulerkan pada masa Revolusi Prancis, yang pada akhirnya mengelompokkan dua spektrum politik utama, yakni sayap kanan dan sayap kiri.
Ideologi sayap kanan pada umumnya dikenal juga dengan konservatisme, ideologi ini cenderung mengutamakan hierarki sosial dan nilai-nilai tradisional dalam berpolitik. Di sisi lain, ideologi sayap kiri sering dikaitkan dengan liberalisme dan progresivisme, ideologi politik ini lebih mengutamakan kesetaraan bagi setiap orang, dan cenderung berlawanan dengan nilai-nilai tradisional.
Pada 29 November–8 Desember 2024, Kawula17 melakukan survei bertajuk National Benchmark Survey (NBS). Survei tersebut bertujuan untuk memahami dinamika sosial dan pandangan politik di kalangan anak muda.
Berdasarkan survei tersebut, sebagian besar anak muda Indonesia memiliki pandangan politik yang cenderung progresif. Sebanyak 16% responden masuk ke dalam golongan progresif dan 33% responden masuk kategori cukup progresif.
Pada posisi sentris, terdapat 33% responden masuk ke dalam golongan progresif sentris, dan 15% responden masuk ke dalam konservatif sentris. Hanya 2% responden yang masuk ke dalam spektrum cukup konservatif. Pandangan anak muda yang cenderung progresif menandakan kecenderungan mereka untuk mendukung kesetaraan dan nilai-nilai modern.
Adapun survei dilakukan melalui metode Computer-Assisted Self Interviewing (CASI) atau survei online. Survei ini berhasil menjaring 1.212 responden, dengan perbandingan 51% laki-laki dan 49% perempuan. Usia responden berada di rentang 17-35 tahun, dengan kelompok 24-29 tahun menjadi yang terbanyak, sebesar 40% dari jumlah responden.
Berdasarkan tempat tinggal, 70% responden tinggal di perkotaan, dan 30% responden tinggal di pedesaan. Mayoritas responden survei berada di tingkat pendidikan SMP/SMA sederajat, sebesar 86%, sementara 14% sisanya berada di tingkat pendidikan tinggi.