Surabaya dikenal sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Timur sekaligus kota metropolitan terbesar di Indonesia setelah Jakarta. Selayaknya kota metropolitan, Kota Pahlawan terkenal sebagai pusat perdagangan dan jasa. Kontribusi dalam sektor pertanian sangatlah minim akibat keterbatasan lahan yang telah beralih fungsi salah satunya sebagai gedung-gedung mal.
Meskipun mengalami keterbatasan lahan, Surabaya masih memiliki hasil produksi tanaman buah dan sayur setiap tahun. Melalui laporan Kota Surabaya Dalam Angka 2025, Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan laporan terkait produksi tanaman buah dan sayur pada tahun 2023 dan 2024.
Sepanjang tahun 2024, Surabaya paling banyak memproduksi buah mangga. Produksinya mencapai 75.945,55 kuintal. Naik dari tahun sebelumnya yang berada di angka 66.184 kuintal.
Secara umum, produksi buah mengalami lonjakan signifikan, terutama pada belimbing dan jambu air, yang masing-masing meningkat lebih dari tiga kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Produksi buah belimbing naik dari yang awalnya 2.490 kuintal pada tahun 2023 menjadi 7.655,28 kuintal di tahun berikutnya. Selain itu, jambu air meningkat drastis dari 1.983 kuintal menjadi 7.478,29 kuintal.
Sebaliknya, produksi tanaman sayuran malah mengalami tren penurunan secara keseluruhan. Produksi bawang merah turun drastis dari yang mulanya 576 kuintal (2023) menjadi 150,24 kuintal (2024). Cabai keriting pun mengalami penurunan signifikan dari 49 kuintal menjadi hanya 9,91 kuintal saja.
Komoditas buah dan sayur dengan produksi tertinggi mengalami perubahan setiap tahunnya. Pada tahun 2023, pisang menjadi yang terbanyak dengan total mencapai 5.173,50 kuintal. Namun, pada tahun 2024, posisi tersebut digantikan oleh jambu air, yang produksinya meningkat hingga 7.655,28 kuintal.
Pergeseran tersebut dapat mengindikasikan adanya perubahan dalam pola pertanian di Surabaya, yang kemungkinan dipengaruhi oleh faktor lahan, permintaan pasar, atau kebijakan agribisnis yang berlaku.
Dengan demikian, Surabaya tidak hanya dikenal sebagai pusat perdagangan dan jasa, tetapi juga masih memberikan kontribusi dalam sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya.
Baca Juga: Suhu Kota Surabaya Tahun 2024: Lebih Panas dari 2023?