Dari sekian banyak konten kreator memperlihatkan tingkah laku menggemaskan hewan-hewan di sosial media, tersebar pula para konten kreator yang melakukan rescue pada hewan-hewan yang terlantar. Namun, beberapa konten penyelamatan hewan tersebut diduga merupakan penipuan dan sebenarnya merupakan skenario buatan.
Asia for Animal (AFA) Social Media Animal Cruelty Coalition (SMACC) merilis laporan penipuan penyelamatan hewan di internet. SMACC melakukan pengumpulan data dari Maret-Mei 2024, total terkumpul sebanyak 1.022 konten yang teridentifikasi melakukan penyelamatan hewan palsu di setiap platform media sosial. Dari 1.022 data, sebanyak 605 konten dicari secara manual di platform media sosial.
Mayoritas konten penyebaran penyelamatan hewan palsu tersebar di Facebook (47,7%), diikuti oleh Tiktok (28,5%), Youtube (12,3%), Instagram (8,5%), serta Twitter/X (3%).
Tema penyelamatan yang paling umum dalam konten penyelamatan hewan palsu adalah sebagai berikut:
- Ditemukan ditinggalkan (30,9%): Hewan yang ditemukan sendirian, dijalan raya, di tempat pembuangan sampah, atau di habitat tidak sesuai.
- Terperangkap/Terkurung/Terjebak (28,8%): Hewan yang terlihat terjebak di tempat yang tidak wajar seperti di roda, ban mobil, lubang.
- Serangan Hewan (15,7%): Hewan yang ditempatkan bersama predator hewan seperti ular atau elang, dengan tema “diselamatkan” dengan dramatis.
- Perawatan Medis (9,9%): Hewan yang tampaknya “dirawat” namun tindakan medis tidak sesuai standar medis.
- Hampir Tenggelam (4%): Hewan yang sengaja ditempatkan di air.
- Infeksi Palsu (4%): Hewan terlihat memiliki infeksi parasit, sering kali infeksi tersebut hanya dibuat-buat.
- Dikubur (3%): Hewan terlihat seperti terkebur hidup-hidup dan “diselamatkan” secara dramatis.
Dari 605 video yang ditemukan, jumlah penontonnya sebanyak 572.013.959 kali. Menariknya, TikTok justru memiliki jumlah penayangan terbanyak, yaitu 278.773.973 tayangan.
Meskipun Facebook paling tinggi dalam jumlah konten (47,7%), ini menunjukan algoritma TikTok berperan dalam penyebaran konten tersebut. Sebagai contoh “penyelamatan anak kucing di jalan” memiliki 128.000 tayangan (awal mei 2024). Pada awal Juni 2024, konten tersebut meningkat menjadi 136.000 tayangan, bertambah 8.000 tayangan dalam satu bulan.
Hal ini menujukan bagaimana algoritma berperan penting dalam penyebaran konten tersebut. Dengan adanya engagement tinggi, tentu mendorong kreator untuk membuat konten serupa.
Selain itu, monetisasi yang dilakukan oleh kreator penyelamat palsu untuk menghasilkan uang dari konten mereka. Biasanya, mereka menggunakan narasi “untuk kebutuhan perawatan hewan atau penyelamatan hewan”.