Transportasi merupakan sektor yang memerlukan energi dalam jumlah besar dan memiliki peran penting dalam total permintaan energi global. Bahan bakar fosil, terutama bahan bakar minyak, secara tradisional mendominasi sektor transportasi. Namun, permintaan akan energi terbarukan dalam transportasi semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan data terbaru pada tahun 2020, total permintaan energi dalam transportasi di seluruh dunia adalah sekitar 103.746 ktoe (kiltoe), atau sekitar 28% dari total permintaan energi global. Dari jumlah tersebut, sekitar 91,2% digunakan untuk bahan bakar fosil, sementara sisanya digunakan untuk bahan bakar terbarukan seperti biofuel, listrik, dan hidrogen.
Dalam sektor transportasi, bahan bakar minyak masih mendominasi sebagai bahan bakar utama yang digunakan, terutama dalam transportasi jalan. Bahan bakar minyak menyumbang sekitar 91% dari total permintaan energi dalam transportasi, diikuti oleh biofuel (4,4%), listrik (2,5%), gas alam (1,8%), dan hidrogen (0,3%).
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan kendaraan listrik semakin meningkat, terutama di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, China, dan Uni Eropa. Hal ini mendorong permintaan energi dari listrik dalam transportasi semakin meningkat. Selain itu, penggunaan biofuel juga semakin meningkat di beberapa negara, terutama di Amerika Selatan dan Amerika Utara, sebagai alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Dalam jangka panjang, penggunaan energi terbarukan dalam transportasi diharapkan semakin meningkat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Namun, perkembangan teknologi dan kebijakan pemerintah akan memainkan peran penting dalam meningkatkan penggunaan energi terbarukan dalam transportasi.