US$7,15 Miliar untuk Logam Dasar: Akankah Prabowo Memperluas Hilirisasi pada Sektor Lain?

Dominasi nilai investasi pertambangan dan logam dasar memicu hilirisasi, sementara sektor primer tertinggal jauh dengan investasi sebesar US$866 juta di 2024.

Realisasi Investasi PMA Menurut Sektor (Jan-Jun 2024)

Sumber: Kementerian Investasi/BKPM
GoodStats

Berdasarkan data dari Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sektor pertambangan dan industri logam dasar terus menjadi magnet utama bagi para investor dalam sepuluh tahun terakhir. 

Pada Semester I-2024, sektor pertambangan berhasil menarik investasi sebesar US$2,30 miliar, sedangkan industri logam dasar mencatatkan lonjakan lebih tinggi dengan total investasi sebesar US$7,15 miliar. Kedua sektor ini memainkan peran vital dalam upaya hilirisasi yang dicanangkan pemerintah, menempatkan Indonesia sebagai salah satu pemain global dalam pengolahan bahan tambang, terutama nikel dan logam dasar lainnya.

Namun, di balik dominasi sektor pertambangan dan logam dasar, terdapat kesenjangan yang cukup besar dalam minat investasi terhadap sektor-sektor primer seperti pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Sepanjang periode yang sama, investasi di sektor-sektor ini hanya berkisar antara US$53 juta hingga US$866 juta, jauh tertinggal dari sektor unggulan. 

Sektor tersier seperti hotel dan restoran serta industri perumahan juga tidak mampu bersaing dengan dominasi pertambangan dan logam dasar. Investasi di sektor hotel dan restoran tercatat hanya mencapai US$505 juta, sementara industri perumahan mendapatkan investasi senilai US$1,75 miliar.

Menurut Sunarsip, Chief Economist dari The Indonesia Economic Intelligence (IEI) dalam opininya pada CNBC (05/08), ketertarikan investor asing yang semakin agresif dalam menanamkan modal di industri smelter di Indonesia tidak lepas dari pengaruh Proyek Strategis Nasional (PSN).

Dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal, sektor-sektor yang masuk dalam PSN, termasuk industri smelter, diprioritaskan untuk mendorong investasi besar-besaran guna mempercepat hilirisasi dan transformasi ekonomi.

Sejalan dengan itu, dalam sebuah white paper yang dirilis oleh LPEM FEB Universitas Indonesia (UI), dinyatakan bahwa fokus utama pemerintah dan investor lebih terarah pada sektor-sektor padat modal yang didominasi oleh perusahaan besar, baik domestik maupun internasional. Hal ini menjadi indikator kuat bahwa sektor industri besar dan strategis menjadi primadona di mata investor karena potensi keuntungan jangka panjangnya.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan P. Roeslani, menegaskan pentingnya hilirisasi dalam meningkatkan investasi dan membuka lapangan kerja.

"Hilirisasi memainkan peran penting dalam meningkatkan investasi di Indonesia. Yang paling penting, hilirisasi ini memungkinkan kita memiliki produk dengan nilai tambah dan menciptakan lapangan pekerjaan," ujar Rosan dalam konferensi pers mengenai Realisasi Investasi Triwulan II 2024 dan capaian investasi 10 tahun pemerintahan Jokowi (15/10), melansir laman Kementerian Investasi.

Dukungan terhadap hilirisasi juga datang dari Presiden Prabowo Subianto. Dalam pidato perdananya sebagai Presiden RI, Prabowo menegaskan komitmennya untuk menerapkan hilirisasi pada semua komoditas yang ada di Indonesia. Menurutnya, dengan meningkatkan proses pengolahan komoditas di dalam negeri, Indonesia akan mendapatkan manfaat ekonomi yang lebih besar, terutama dalam bentuk peningkatan pendapatan nasional dan kesejahteraan rakyat.

Baca Juga: Hilirisasi Bauksit di Mempawah Tingkatkan Nilai Tambah hingga 80x Lipat

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook