Batu bara menjadi salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia. Sebagai salah satu produsen batu bara terbesar di dunia, Indonesia tidak hanya memenuhi kebutuhan energi domestik tetapi juga menjadi pemasok utama bagi berbagai negara, terutama di Asia.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor batu bara Indonesia mengalami peningkatan pada 2023. Volumenya mencapai sekitar 379.705.200 ton yang melebihi volume tahun 2022 yang hanya sebesar 360.115.200 ton.
Ekspor batu bara Indonesia secara keseluruhan memang terus mengalami peningkatan dalam sepuluh tahun terakhir meskipun sempat turun pada beberapa periode tertentu. Pada 2014, volume ekspor batu bara Indonesia sebesar 356.302.800 ton. Volumenya kemudian menurun pada 2015 menjadi 328.387.400 ton dan kembali turun pada 2016 menjadi 311.329.800 ton.
Pada 2017, volume ekspor batu bara Indonesia kembali bangkit, volumenya menyentuh angka 319.098.400 ton. Volumenya terus naik pada 2018 menjadi 343.124.200 ton dan kemudian melambung tinggi pada 2019 dengan total 374.935.800 ton.
Sayangnya, terdapat penyusutan volume ekspor batu bara Indonesia pada 2020. Volumenya berubah menjadi sebesar 341.547.600 ton saja. Meski begitu, volumenya terus naik pada tahun-tahun berikutnya. Di 2021, volumenya meningkat mencapai 345.453.200 ton. Setahun kemudian, jumlahnya kembali meningkat menjadi 360.115.200 ton. Memasuki 2023, volume ekspor batu bara Indonesia mencapai titik tertingginya dengan total 379.705.200 ton.
Dari data volume tersebut, dapat disimpulkan bahwa ekspor batu bara Indonesia secara keseluruhan dalam sepuluh tahun terakhir mengalami perkembangan sebesar 6,57%. Meskipun sempat turun pada beberapa tahun, ekspor batu bara Indonesia terus menunjukkan tren positif.
Baca Juga: Batu Bara Jadi Komoditas Utama Ekspor Nonmigas 2024