Dari data yang dihimpun oleh USGS, diketahui bahwa Australia memiliki persentase terbesar dalam hal cadangan bijih besi, yakni sebesar 27.8%.
Selain Australia, negara lain yang memiliki cadangan bijih besi yang signifikan adalah Brazil, dengan persentase 18.9%, dan Rusia, dengan persentase 13.9%. Sementara itu, negara seperti Cina, Kanada, dan Ukraina memiliki persentase yang sedikit lebih rendah, yakni 11.1%, 3.3%, dan 3.6%, masing-masing.
Selain itu, data USGS yang telah diolah oleh Badan Geologi Nasional ini juga menunjukkan bahwa negara lain selain dari negara-negara yang telah disebutkan memiliki persentase gabungan sebesar 13.5%. Negara-negara ini mungkin tidak memiliki cadangan bijih besi yang besar seperti negara-negara lain yang tercantum di tabel, tetapi mereka masih memainkan peran penting dalam produksi dan pasokan bijih besi di tingkat global.
Jika dikalkulasikan, Australia memiliki cadangan bijih besi terbesar di dunia, yakni sekitar 50 miliar ton bijih besi. Diikuti oleh Brazil dengan sekitar 34 miliar ton bijih besi, dan Rusia dengan sekitar 25 miliar ton bijih besi.
Namun, perlu diingat bahwa jumlah cadangan bijih besi tidak selalu berarti bahwa negara tersebut mampu memproduksi dan mengekspor bijih besi dalam jumlah yang sama besar. Produksi bijih besi juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti teknologi dan infrastruktur, serta peraturan dan kebijakan pemerintah.
Dengan demikian, meskipun suatu negara memiliki cadangan bijih besi yang besar, hal ini tidak selalu berarti bahwa mereka memiliki keunggulan dalam industri bijih besi. Namun, informasi tentang sebaran cadangan bijih besi di dunia tetap penting untuk memahami dinamika industri bijih besi dan hubungan antara negara-negara yang terlibat dalam perdagangan bijih besi.
