Perubahan iklim semakin menjadi isu mendesak, dan emisi gas rumah kaca (GRK) menjadi salah satu penyumbang utamanya. Meski sudah banyak upaya dilakukan untuk menekan emisi GRK yang dihasilkan, terutama dari sektor energi dan industri, deretan negara berikut masih kesulitan menjaga emisi GRK.
Secara global, emisi gas rumah kaca meningkat 7,4% secara tahunan pada 2024, meski sebelumnya sempat turun akibat pandemi Covid-19.
Menurut Joint Research Centre (JRC), Indonesia jadi salah satu penyumbang emisi GRK terbesar secara global, berkontribusi terhadap 2,5% emisi yang dihasilkan pada 2024 atau setara 1,32 miliar ton ekuivalen karbon dioksida (Gt CO2eq). Jumlah ini naik 5% dibanding 2023, jadi salah satu negara dengan kenaikan tertinggi. Indonesia pun berada di peringkat keenam dunia, bersama jajaran negara industri besar lainnya.
China menduduki posisi pertama dengan menghasilkan 15,54 Gt CO2eq, setara 29,2% dari total emisi global. Di urutan kedua ada Amerika Serikat dengan 5,91 Gt CO2eq, diikuti India dengan 4,37 Gt CO2eq. Negara-negara di Uni Eropa menyusul di posisi keempat dengan 3,16 Gt CO2eq, disusul Rusia dengan emisi 2,57 Gt CO2eq.
Di bawah Indonesia, terdapat Brasil dengan emisi GRK mencapai 1,3 Gt CO2eq. Jepang sebagai salah satu negara industri maju mengisi urutan kedelapan dengan menghasilkan 1,06 Gt CO2eq, diikut Iran dengan emisi GRK mencapai 1,05 Gt CO2eq. Arab Saudi pun menutup daftar sepuluh besar dengan emisi GRK sebesar 0,84 Gt CO2eq.
Secara global, produksi emisi GRK mencapai 53,21 Gt CO2eq pada 2024, naik 1,3% dibanding tahun sebelumnya.
Baca Juga: Bukan Industri, Ini Sektor Penyumbang Gas Rumah Kaca Terbesar di Indonesia 2024
Sumber:
https://edgar.jrc.ec.europa.eu/report_2025