Sektor perekonomian merupakan salah satu tolok ukur kemajuan dan daya saing suatu bangsa di kancah global. Aktivitas ekonomi nasional umumnya ditentukan oleh besaran produk domestik bruto (PDB). PDB merupakan perkiraan nilai total barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh seluruh unit ekonomi suatu negara selama periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Meski PDB global sempat menurun akibat pandemi COVID-19, kini banyak negara telah pulih dan mencatatkan pertumbuhan perekonomiannya. Berdasarkan data International Monetary Fund (IMF), total PDB secara global mencapai US$109,53 triliun per kuartal pertama 2024.
Negara terkaya dengan total PDB tertinggi pada 2024 diraih oleh Amerika Serikat, besarannya mencapai US$28,78 triliun, meningkat 2,7% dibanding tahun lalu. Capaian tersebut meneguhkan posisinya sebagai negara dengan perekonomian terkuat sejak 1960.
Sektor dengan kontribusi terbesar didapat dari jasa ekonomi yang meliputi keuangan, lahan yasan, asuransi, layanan profesional dan bisnis, serta perawatan kesehatan.
Peringkat kedua ditempati oleh Tiongkok dengan perolehan PDB mencapai US$18,53 triliun, naik 4,6% dibanding periode sebelumnya. Perekonomian Tiongkok tumbuh dengan signifikan. Pasalnya pada 2000, negara ini masih berada di urutan ke-13, tetapi kemudian berhasil mengamankan posisi kedua sejak 2010. Aktivitas ekonomi Negeri Tirai Bambu tersebut mayoritas bergantung pada sektor manufaktur, ekspor, dan investasi.
Urutan ketiga diduduki oleh Jerman dengan raihan PDB senilai US$4,59 triliun, tumbuh 0,2% terhadap 2023. Prestasi ini mengantarkannya ke peringkat teratas negara dengan perekonomian terkuat di Eropa. Perekonomian Jerman sangat berorientasi pada aktivitas ekspor, terutama kendaraan, mesin, bahan kimia.
Jepang menyusul di peringkat keempat dengan total PDB mencapai US$4,11 triliun, bertambah 0,9% dibanding tahun lalu. Negara ini unggul di sektor manufaktur, teknologi, industri jasa, dan ekspor. Tidak hanya itu, Jepang juga diakui memiliki etos kerja yang tinggi.
India menutup lima besar dengan pendapatan PDB mencapai US$3,94 triliun, meningkat 6,8% dibanding periode sebelumnya. Capaian ini didukung oleh meningkatnya belanja rumah tangga, terutama di pedesaan, lantaran pendapatan di sektor pertanian yang lebih besar. Selain pertanian, perekonomian negara ini ditopang oleh sektor teknologi, informasi, jasa, dan manufaktur.
Posisi keenam hingga sepuluh secara berurutan diisi oleh Inggris (US$3,5 triliun), Prancis (US$3,13 triliun), Brasil (US$2,33 triliun), Italia (US$2,33 triliun), dan Kanada ($2,24 triliun).
Indonesia sendiri berada di urutan ke-16 dengan perolehan PDB sebesar US$1,48 triliun, tumbuh 5% terhadap 2023. Raihan ini membawa Indonesia ke posisi puncak di kawasan Asia Tenggara.
Perekonomian Indonesia sebagian besar bersumber dari ekspor komoditas alam, seperti batu bara, minyak bumi, karet, dan minyak kelapa sawit. Sementara itu, riset lain dari PwC mengungkapkan bahwa PDB berdasarkan paritas daya beli Indonesia diproyeksikan akan berada di peringkat keempat dunia.
Baca Juga: Perkembangan Ekonomi Negara OKI Tahun 2024
