Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF), pada 2023 terdapat 14,5 juta anak di dunia yang tidak pernah menerima vaksin (zero-dose). Lebih dari 50% di antaranya berasal dari 7 negara utama, yakni Nigeria, India, Ethiopia, Republik Demokratik Kongo, Sudan, Indonesia, dan Yaman.
Nigeria menjadi negara yang menyumbang kasus anak dengan zero-dose terbesar, yakni mencapai 15% dari total secara global. Indonesia juga masuk negara dengan jumlah anak yang tidak mendapatkan vaksin tertinggi yakni sebesar 5% dari total global.
UNICEF mencatat bahwa beberapa negara berpenduduk padat cenderung berkontribusi besar terhadap angka ini, meskipun tingkat cakupan imunisasinya tinggi.
Sebagai contoh, pada 2023, terdapat 2 juta anak yang tidak mendapatkan vaksin di India, meskipun faktanya cakupan vaksin di sana telah mencapai 93%, setara dengan 22,7 juta bayi.
Adapun zero-dose yang dimaksud adalah anak-anak yang tidak menerima dosis pertama dari vaksin difteri-tetanus-pertusis (DTP1). Vaksin DTP1 biasanya diberikan ketika anak berusia 2 bulan, dilanjut dengan dosis kedua dan ketiga selang 1 bulan berikutnya.
Vaksin DTP1 dijadikan indikator proksi untuk menilai akses terhadap layanan kesehatan bayi. Korea Utara tercatat menjadi negara dengan proporsi penerima vaksin DTP1 terendah, yakni hanya sebesar 41%.
Sementara itu, sebanyak 27 negara memiliki cakupan DTP1 kurang dari 80%, kebanyakan berasal dari wilayah Amerika Latin, Karibia, Afrika Barat, Afrika Tengah, Afrika Utara, serta Timur Tengah. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan akses ke layanan imunisasi di lokasi-lokasi tersebut.
Namun demikian, sebanyak 49 negara di dunia telah memiliki cakupan vaksin DTP1 sebesar 99%, menunjukkan nyaris seluruh bayi di negara tersebut memiliki akses yang memadai terhadap layanan imunisasi. Mayoritas negara-negara tersebut berasal dari Asia Timur dan Pasifik.
Baca Juga: Data Terkini Vaksinasi Balita di Indonesia, Sudah Baik?