Dari laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang mencatat jumlah kejadian bencana periode Januari hingga Mei 2025, Jawa Tengah (Jateng) telah dilanda banjir dengan total 78 kejadian, menjadikannya provinsi dengan jumlah kejadian bencana banjir terbanyak di Indonesia pada periode ini.
Adapun kejadian banjir terbesar di Jateng adalah banjir yang melanda Kabupaten Grobongan pada awal Maret lalu, menggenangi 21 desa di enam kecamatan akibat tingginya curah hujan dan jebolnya dua tanggul. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng menyebutkan bahwa kondisi ketinggian air mulai dari 10-100 cm, dengan lebih dari dua ribuan keluarga terdampak akibat banjir ini.
Berikutnya, Jawa Barat (Jabar) menduduki posisi kedua dengan selisih 5 kejadian dengan Jawa Tengah, yaitu sebanyak 73 kejadian banjir.
Kabupaten Bekasi menjadi wilayah tersohor dengan banjirnya di Jabar. Berdasarkan laporan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, banjir besar pernah melanda wilayah ini dengan ketinggian air hingga 2 meter. Penyebabnya serupa dengan kejadian banjir di Jateng, yaitu akibat curah hujan yang tinggi.
Masih di pulau yang sama, Jawa Timur (Jatim) menempati urutan ketiga dengan jumlah sebanyak 68 kejadian banjir.
Akibat keberadaan bangunan liar di sempadan sungai serta penurunan tanah (subsidence), Kabupaten Sidoarjo sempat dilanda banjir selama seminggu. Pemkab Sidoarjo mengungkapkan salah satu fasilitas umum yang terdampak, yaitu SMP 2 Tanggulangin, terendam hingga 70 sentimeter.
Berikutnya menyeberangi Selat Sunda, Provinsi Riau berada di bangku keempat dengan total 53 kejadian. Dengan ini, Riau sekaligus menjadi provinsi dengan jumlah kejadian bencana banjir tertinggi di Pulau Sumatra.
Bukan hanya rumah penduduk, banjir juga sempat menerpa Jalan Lintas Timur di Kabupaten Pelalawan. Pemprov Riau mengungkapkan bahwa ketinggian air mencapai 57 sentimeter bahkan diberlakukan sistem buka tutup untuk menghindari kendaraan terguling akibat kuatnya arus banjir.
Provinsi Sumatra Utara (Sumut) bertengger di urutan kelima dengan jumlah sebanyak 39 kejadian.
Salah satu kejadian banjir yang merendam 56 kelurahan dari 14 kecamatan di Kota Medan juga mengakibatkan terpaksa dievakuasinya 4.306 keluarga. Pemerintah Kota (Pemkot) Medan melaporkan bahwa penyebabnya adalah intensitas hujan yang tinggi.
Banjir seolah menjelma menjadi panggilan yang terdengar tidak asing dan makin akrab di telinga. Hal seperti ini harusnya tidak terjadi. Ke depannya, diharapkan masyarakat juga pemerintah setempat dapat saling bahu membahu untuk mengatasi bencana "langganan" di Indonesia ini.
Baca Juga: Jateng, Jabar, dan Jatim Jadi Provinsi Langganan Banjir Awal 2025