Bencana alam masih menjadi tantangan besar di Indonesia, mengingat lokasi geografisnya yang membuatnya rawan bencana. Mitigasi bencana alam menjadi hal penting yang harus dilakukan agar kerugian akibat bencana dapat diminimalisir.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah meluncurkan platform InaRISK, sebuah portal hasil kajian risiko bencana alam di setiap wilayah di Indonesia. Portal tersebut menyediakan berbagai data mengenai proyeksi kerugian akibat bencana alam.
Dampak negatif akibat bencana pada suatu daerah diukur dalam sebuah indeks risiko bencana. Semakin tinggi nilainya, maka semakin besar dampak negatif yang akan timbul apabila terjadi bencana. Indeks risiko bencana dihasilkan melalui perkalian antara indeks bahaya, indeks kerentanan, dan indeks kapasitas.
Setiap daerah memiliki karakteristik ancaman bencana yang berbeda-beda. Terkadang suatu daerah memiliki banyak ancaman bencana sekaligus. Penghitungan risiko multi bahaya penting untuk mengetahui potensi ancaman dari berbagai bencana kepada suatu daerah.
Berdasarkan data BNPB, Kabupaten Langkat menjadi daerah dengan indeks risiko bencana tertinggi pada 2023, mencapai 214,80. Sebanyak 96% penduduk Kabupaten Langkat berpotensi terpapar risiko multi bahaya dan 90% penduduk berpotensi terdampak oleh cuaca ekstrem.
Kabupaten Halmahera Selatan menduduki peringkat kedua dengan nilai indeks risiko bencana sebesar 214,20. Sebanyak 86% penduduk Halmahera Selatan berpotensi terdampak risiko multi bahaya dan 100% penduduk wilayah tersebut rentan mengalami kekeringan.
Urutan ketiga ditempati oleh Kabupaten Nias Utara dengan nilai indeks risiko bencana sebesar 214. Potensi risiko multi bahaya pada penduduk Nias Utara mencapai 88%. Sementara itu, gempa bumi menjadi bencana alam paling berisiko di wilayah tersebut, seluruh penduduk di sana berpotensi terdampak oleh gempa bumi.
Kabupaten Tapanuli Tengah menjadi daerah keempat dengan risiko bencana alam yang tinggi, nilai indeks risiko bencananya mencapai 211,70. Diperkirakan 96% penduduk Tapanuli Tengah memiliki potensi terdampak risiko multi bahaya. Sama seperti Nias Utara, gempa bumi memiliki risiko kejadian tertinggi, dengan 96% penduduknya berisiko terdampak gempa bumi.
Kabupaten Maluku Barat Daya masuk di posisi kelima dengan indeks risiko bencana alam sebesar 211,29. Diprediksi 87% penduduk di wilayah tersebut terpapar risiko multi bahaya. Kekeringan menjadi bencana paling berisiko di Kabupaten Maluku Barat Daya, seluruh penduduknya memiliki risiko terdampak kekeringan.
Baca Juga: Banjir Dominasi Bencana Alam Indonesia 2024