54% Publik RI Sudah Lunasi Rumah Sendiri

Sementara itu, 19,3% publik masih menyewa rumah tempat tinggalnya, diikuti 16,5% yang memilih menumpang di rumah kerabat.

Status Kepemilikan Tempat Tinggal Publik RI

(Tahun 2025)
Ukuran Fon:

Berdasarkan survei Kedai Kopi pada tahun 2025, sebanyak 54,4% publik Indonesia mengaku telah memiliki rumah pribadi yang lunas. Angka ini menunjukkan bahwa lebih dari separuh masyarakat telah mencapai kemandirian tempat tinggal yang sering dikaitkan dengan stabilitas ekonomi dan sosial.

Meski begitu, sebanyak 19,3% responden mengaku masih mengontrak ataupun menyewa tempat tinggal, sedangkan 16,5% lainnya menumpang di rumah orang tua, saudara, atau pihak lain. Adapun 9,8% responden masih berstatus mencicil rumah melalui skema kredit pemilikan rumah (KPR).

Proporsi yang cukup besar dari kelompok penyewa dan penumpang serta masih adanya bagian kecil responden yang mencicil menunjukkan bahwa akses terhadap hunian layak masih menjadi tantangan. Dengan tren urbanisasi yang terus meningkat, telah terjadi lonjakan jumlah kebutuhan hunian yang signifikan.

Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) RI, Fahri Hamzah menyampaikan jumlah backlog atau kekurangan rumah bagi masyarakat kini mencapai 15 juta unit. Sedangkan untuk renovasi rumah tidak layak huni (RTLH) sebesar 26 juta unit.

“Jumlah backlog baru adalah sekitar 15 juta antrean, untuk kepemilikan rumah baru. Backlog renovasi RTLH sama, sekitar 26 juta,” ungkapnya dalam acara Silaturahmi Nasional Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) di Jakarta Pusat, Senin (21/4/2025).

Backlog sendiri merujuk pada antrean masyarakat yang belum memiliki rumah sendiri. Angkanya akan terus bertambah selaras dengan pertumbuhan demografis dan jumlah keluarga di Indonesia.

Menurutnya, salah satu faktor utama yang memengaruhi kenaikan ini adalah perubahan dalam struktur keluarga itu sendiri. Kini, masyarakat cenderung membentuk keluarga inti yang lebih kecil. Fenomena ini menyebabkan munculnya masalah lain, yaitu meningkatnya angka pernikahan dan terbentuknya rumah tangga baru.

Seiring dengan terbentuknya keluarga-keluarga baru ini, sebagian besar di antaranya mengalami kesulitan dalam mengakses kepemilikan rumah.

Meski begitu, capaian lebih dari setengah publik yang telah melunasi rumahnya sendiri patut dipandang positif. Kepemilikan rumah lunas mencerminkan stabilitas finansial dan keberhasilan dalam perencanaan jangka panjang.

Ke depan, tantangan terbesar bukan hanya memperluas kepemilikan rumah, tetapi juga memastikan akses terhadap hunian yang layak, aman, dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat agar kepemilikan rumah tidak hanya menjadi privilese, melainkan kebutuhan dasar yang bisa diakses semua warga negara.

Pengambilan data dalam survei bertajuk Survei Pergeseran Perilaku Konsumsi dan Daya Beli Masyarakat Kelas Menengah ini dilakukan pada 14-19 Oktober 2025 dengan melibatkan 932 responden yang sebagian besar terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Sumatra. Adapun metode yang digunakan adalah online survey dengan Computerized Assisted Self Interview (CASI).

Baca Juga: Indeks Harga Properti Naik, Harga Rumah Semakin Mahal

Sumber:

https://kedaikopi.co/flipbook/survei-perilaku-konsumsi-daya-beli-masyarakat-kelas-menengah/

https://www.bps.go.id/id/publication/2024/11/06/3ef10d3d82ed93f616ba9113/indikator-kesejahteraan-rakyat-2024.html

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook