Sebagian besar pelaku usaha e-commerce di Indonesia masih terpusat di Pulau Jawa. Berdasarkan publikasi Statistik E-Commerce 2023 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 75,04% usaha e-commerce berada di pulau tersebut. Provinsi Jawa Barat menempati posisi tertinggi dengan 818.077 usaha (21,43%), disusul Jawa Timur sebanyak 698.868 usaha (18,31%), dan Jawa Tengah dengan 674.016 usaha (17,66%).
Adapun Provinsi DKI Jakarta mencatat 343.115 usaha (8,99%), DI Yogyakarta sebanyak 193.849 usaha (5,08%), dan Banten sebanyak 136.205 usaha (3,57%).
Sementara itu, 24,96% pelaku e-commerce lainnya tersebar di luar Pulau Jawa, meliputi Sumatra (12,83%), Sulawesi (4,15%), Kalimantan (3,92%), Bali dan Nusa Tenggara (3,65%), serta Maluku dan Papua (0,41%).
Data tersebut bersumber dari survei e-commerce 2023 yang dilakukan BPS menggunakan metode Go Digital berbasis CAPI (Computer Assisted Personal Interviewing) melalui aplikasi FASIH (Flexible Authentic Survey Instrument Harmony). Jumlah sampel dipilih berdasarkan Margin of Error (MoE) 15%, mencakup 6.371 blok sensus dan 4.011 usaha e-commerce. Hasil survei ini juga dilengkapi dengan informasi Relative Standard Error (RSE) yang bertujuan agar para pemangku kepentingan lebih berhati-hati dalam menafsirkan dan menggunakan data. BPS menetapkan bahwa tingkat RSE yang dapat ditoleransi berada di bawah 25%.
Pertanyaan survei mencakup profil usaha, karakteristik tenaga kerja, serta pendapatan dan pengeluaran selama tahun 2023. Melalui pendekatan digital ini, BPS berupaya meningkatkan efisiensi sekaligus menyesuaikan pengumpulan data dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia.
Temuan ini memperlihatkan bahwa aktivitas e-commerce masih banyak berpusat di Pulau Jawa. Di sisi lain, pemerintah terus berupaya mendorong pemerataan digitalisasi melalui berbagai program penguatan UMKM.
Salah satunya adalah melalui percepatan digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah. Berdasarkan Siaran Pers No. 475/HM/KOMINFO/08/2024, hingga Agustus 2024 tercatat 27 juta UMKM telah mengadopsi teknologi digital. Angka ini ditargetkan meningkat menjadi 30 juta UMKM pada akhir tahun melalui Program UMKM Level Up.
“Di Indonesia telah ada 27 juta UMKM yang mengadopsi teknologi digital, dan angka ini ditargetkan naik menjadi 30 juta UMKM di tahun 2024,” ujar Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria dalam Workshop UMKM Level Up di Banda Aceh, Senin (5/8/2024).
Wamen Kominfo, Nezar Patria, menambahkan bahwa 67% pelaku UMKM masih menghadapi tantangan dalam mempertahankan bisnis karena keterbatasan keahlian serta sumber daya digital. Sebagai respons atas kondisi tersebut, pemerintah melalui Kementerian Kominfo berupaya membuka akses digital yang lebih luas bagi UMKM melalui program adopsi teknologi.
Baca Juga: Simak Performa E-Commerce Indonesia, Nilai Transaksi Capai Rp1.100 Triliun
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/01/30/d52af11843aee401403ecfa6/statistik-e-commerce-2023.html
https://www.komdigi.go.id/berita/pengumuman/detail/siaran-pers-no-475-hm-kominfo-08-2024-tentang-tahun-2024-indonesia-targetkan-30-juta-pelaku-umkm-adopsi-teknologi-digital