Perubahan iklim kian menjadi sorotan di tengah banyaknya bencana alam yang terjadi belakangan ini. Survei dari Yale mengungkapkan bahwa 86% responden percaya bahwa perubahan iklim sedang terjadi saat ini. Hanya 4% yang merasa tidak terjadi perubahan iklim, sedangkan sisanya menjawab tidak tahu.
Perubahan iklim merujuk pada kondisi ketika suhu rata-rata bumi terus meningkat selama sekitar 150 tahun terakhir, diperkirakan akan terus naik di masa depan, dan menyebabkan perubahan pada iklim serta pola cuaca di berbagai wilayah dunia.
Baca Juga: 7 Aksi Publik Indonesia Hadapi Perubahan Iklim 2025
Sekitar 65% responden menilai perubahan iklim terjadi akibat aktivitas manusia. Deforestasi, alih fungsi lahan, penggunaan energi berbasis fosil, hingga pertumbuhan sektor industri dan transportasi berkontribusi besar terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca, yang mendorong terjadinya perubahan iklim.
Dari banyaknya aktivitas manusia yang berpotensi mengakibatkan perubahan iklim, 90% menilai deforestasi jadi penyebab utama, diikuti penggunaan energi fosil (86%), buang sampah sembarangan (84%), hingga penggunaan pembangkit listrik berbasis batu bara (77%).
Selain aktivitas manusia, 31% responden merasa perubahan iklim terjadi secara natural akibat perubahan lingkungan. Ada pula 1% responden yang menyebutkan faktor lain, 1% yang menjawab tidak ada, dan 2% yang menjawab tidak tahu.
Tanpa upaya mitigasi dan adaptasi yang serius, dampak perubahan iklim berisiko semakin membebani lingkungan, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat Indonesia di masa depan.
Adapun survei ini melibatkan 2.000 responden berusia 18 tahun ke atas di Indonesia. Data diperoleh melalui wawancara pada 15 Juni-17 Juli 2025, dengan margin of error sebesar 2,2% dan tingkat kepercayaan 95%.
Baca Juga: Peringkat Kinerja Penanganan Iklim Indonesia dalam Catatan CCPI 2025
Sumber:
http://climatecommunication.yale.edu/publications/climate-change-and-energy-in-the-indonesian-mind/