Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membentuk kualitas sumber daya manusia dan menentukan arah pembangunan suatu negara. Partisipasi anak dalam pendidikan formal menjadi indikator penting untuk menilai sejauh mana akses dan keberlanjutan pendidikan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Dalam konteks kesetaraan gender, tingkat partisipasi sekolah juga mencerminkan perubahan sosial dalam memandang peran anak laki-laki dan perempuan.
Baca Juga: Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Indonesia Naik pada 2025
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa angka partisipasi sekolah perempuan di Indonesia konsisten lebih tinggi dibandingkan laki-laki pada seluruh kelompok usia sekolah. Data ini mencerminkan perkembangan positif dalam akses pendidikan yang semakin merata serta meningkatnya kesadaran pentingnya pendidikan bagi anak perempuan di berbagai wilayah.
Pada kelompok usia 7-12 tahun, yang umumnya berada pada jenjang sekolah dasar, angka partisipasi sekolah tergolong sangat tinggi. Anak laki-laki mencatatkan angka partisipasi sebesar 99,04%, sementara perempuan sedikit lebih tinggi yakni 99,42%. Perbedaan yang relatif kecil ini menunjukkan bahwa pada pendidikan dasar, akses sekolah bagi anak laki-laki dan perempuan sudah hampir sepenuhnya merata dan menjangkau sebagian besar populasi usia sekolah.
Memasuki kelompok usia 13-15 tahun, yang umumnya berada pada jenjang sekolah menengah pertama, selisih partisipasi mulai terlihat lebih jelas. Angka partisipasi sekolah laki-laki tercatat sebesar 95,43%, sedangkan perempuan lebih tinggi yakni 97,22%. Kondisi ini menunjukkan bahwa anak perempuan cenderung lebih konsisten melanjutkan pendidikan pada fase remaja awal dibandingkan anak laki-laki, yang sebagian mulai menghadapi faktor sosial dan ekonomi yang memengaruhi keberlanjutan sekolah.
Pada kelompok usia 16-18 tahun, kesenjangan partisipasi semakin nyata. BPS mencatat angka partisipasi sekolah laki-laki sebesar 76,21%, sementara perempuan mencapai 79,56%. Penurunan partisipasi pada usia ini mencerminkan tantangan transisi menuju dunia kerja dan pendidikan lanjutan.
Secara keseluruhan, data ini menunjukkan kemajuan positif dalam kesetaraan akses pendidikan, sekaligus menegaskan pentingnya upaya berkelanjutan agar seluruh anak, baik laki-laki maupun perempuan, dapat menyelesaikan pendidikan secara optimal.
Baca Juga: Jenjang SMA Sederajat Dominasi Angka Putus Sekolah 2025
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/12/15/509d5515c907856280ad4f58/perempuan-dan-laki-laki-di-indonesia-2025.html