Berdasarkan penelitian Anggreny dan Niriyah (2023), terdapat empat faktor yang memengaruhi tingkat konsumsi sayur dan buah bagi ibu dan anak di Indonesia. Faktor pertama adalah tingkat pengetahuan. Sebanyak 165 dari 192 ibu yang mempunyai anak berusia prasekolah (85,9%) mengakui bahwa tingkat pengetahuan mereka adalah sedang atau standar terhadap manfaat mengonsumsi sayur dan buah, sedangkan sisanya mengaku baik. Tingkat pengetahuan yang kurang dari baik inilah yang mendorong konsumsi buah dan sayur yang rendah di kalangan anak-anak.
Faktor kedua terkait aksesibilitas. Sebanyak 106 ibu (55,2%) mengakui sayuran dan buah tidak tersedia di sekitar tempat tinggal mereka, membuatnya kesulitan mencari asupan yang cocok untuk buah hatinya.
Sementara itu, 97 ibu (50,5%) tercatat memiliki sikap negatif terhadap konsumsi sayur dan buah, yang turut memengaruhi tingkat konsumsinya di kalangan anak-anak. Lebih lanjut, 93 ibu (48,4%) mencatatkan kendala finansial akibat berasal dari status ekonomi rendah. Keuangan yang tidak mendukung mengakibatkan mereka terkendala untuk mengonsumsi sayuran buah.
Adapun penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif melalui desain pendekatan cross sectional. Kuesioner diberikan kepada 192 ibu yang mempunyai anak prasekolah di Puskesmas Payung Sekaki, Pekanbaru, Riau.
Menanggapi hal ini, puskesmas diharapkan dapat memberikan lebih banyak penyuluhan kepada orang tua tentang pentingnya konsumsi sayur dan buah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Penelitian di Riau ini menjadi gambaran realita terkini tentang kesadaran (awareness) masyarakat tentang konsumsi sayur dan buah di Indonesia.