Asia Produsen Telur Terbesar di Dunia, Ini Komitmennya pada Kebijakan Cage Free

Sementara Jerman telah sepenuhnya memenuhi kebijakan cage-free, negara-negara Asia baru memulai langkahnya untuk menyusul negara besar lainnya.

Negara Asia dengan Penerapan Kebijakan Cage-Free Tertinggi

Sumber: Global Coalition for Animal Welfare (GCAW)
GoodStats

Bukan hanya manusia, hewan pun memiliki hak yang sudah seharusnya dipenuhi. Sebut saja, hak untuk bebas dari rasa sakit dan mengekspresikan perilaku alaminya. Salah satu bentuk perwujudan hak dan kesejahteraan hewan adalah membiarkannya bebas dari kurungan kandang.

Ayam petelur yang dikurung dalam kandang ternyata menghasilkan kualitas telur berbeda dengan ayam yang dibebaskan di halaman luas. Hal ini terjadi karena ayam petelur yang dikurung tidak dapat berperilaku selayaknya ayam normal, seperti mandi debu. 

Penelitian dari The Humane Society of The United State menyebutkan bahwa ada risiko psikis dan fisik yang ditimbulkan dari kurungan kandang pada ayam. Tindakan ini dianggap sebagai bentuk kekejaman terhadap hewan.

Solusi dari perilaku ini adalah dengan menerapkan kebijakan bebas kurungan (cage-free) untuk ayam petelur. Menurut Global Coalition Animal Welfare (GCAW), ada tiga aksi dalam penerapan kebijakan cage-free.

Ketiganya adalah perundang-undangan (legislation), skema jaminan (assurance schemes), dan label wajib (mandatory labelling). Skema jaminan adalah penerapan kebijakan yang paling banyak dilakukan negara penghasil telur terbesar di dunia, termasuk di Asia.

Jepang menjadi negara Asia dengan jumlah perusahaan terbanyak yang telah menerapkan kebijakan cage-free. Negeri Tirai Bambu ini memiliki 145 perusahaan atau 8% penghasil telur yang menerapkan kebijakan tersebut. Setidaknya, ada 32 miliar butir telur yang diproduksi di Jepang dalam setahun. 

Turki menduduki posisi kedua dengan total 118 perusahaan atau 12% penghasil telur yang sudah melaporkan kebijakan bebas kurungannya.

Cina sebagai produsen telur terbesar di dunia meraih urutan ketiga dalam daftar ini. Sebanyak 462 miliar butir telur diproduksi Cina dalam setahun. Namun, baru 86 perusahaan yang menerapkan kebijakan bebas kurungan, setara dengan 10% dari total perusahaan penghasil telurnya.

Rusia masuk dalam daftar di posisi keempat. Tercatat terdapat 79 perusahaan dengan kebijakan bebas kurungan di Rusia. Jumlah ini sayangnya belum mencapai 1% di antara total produsen telur di negara tersebut.

Sementara itu, sejauh ini Indonesia memiliki 77 perusahaan dengan kebijakan bebas kurungan. Jumlah ini setara dengan 10% dari keseluruhan produsen telur di Indonesia, menempatkannya di posisi kelima. Salah satu perusahaan yang ikut melaporkan kebijakannya ini pada Sinergia Animal adalah ISMAYA Group.

Posisi keenam dan tujuh dihuni oleh Thailand dan Korea Selatan. Sebanyak 66 perusahaan atau 8% produsen telur di Thailand menerapkan kebijakan bebas kurungan.

Sementara itu, Korea Selatan memiliki 60 perusahaan (5%) dengan kebijakan yang sama. Di Korea Selatan, label keterangan perawatan ayam petelur (seperti cage-free) wajib diberikan pada telur yang dijual.

Baca Juga: Konsumsi Telur Ayam di Indonesia Menurun di 2023

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook