Brand Fashion Alternatif Pengganti yang Diboikot Pilihan Orang Indonesia adalah Brand Lokal!

EIGER dan Erigo jadi brand fashion pilihan utama orang Indonesia sebagai pengganti merek-merek fashion yang boikot..

Tujuh Brand Fashion Alternatif Pengganti Brand yang Diboikot Pilihan Orang Indonesia

Sumber: Jakpat (19-20 Februari 2024)
GoodStats

Tidak dapat dipungkiri bahwa negara-negara barat menjadi kiblat atau trendsetter fashion di dunia. Beragam brand yang berasal dari negara Eropa atau Amerika tersebut memiliki value yang tinggi di masyarakat.

Namun, banyak dari brand tersebut mendukung agresi Israel ke Palestina. Bahkan, beberapa waktu lalu brand Zara menuai kecaman publik di seluruh dunia karena melakukan kampanye produk yang dinilai mendukung genosida di Palestina.

Kampanye yang dilakukan brand asal Spanyol ini meng-trigger banyak orang dengan menggunakan patung yang dibaluti kain putih menyerupai jenazah.

Terdapat juga gambar lain dari kampanye mereka yang menunjukkan reruntuhan puing hingga peti kayu bahkan memperlihatkan patung manusia dengan anggota tubuh yang hilang.

Meski sudah dihapus, unggahan kampanye produk Zara melalui instagramnya itu membuat netizen geram dan menyerukan aksi boikot brand yang satu ini.

Dalam memperjuangkan aksi boikot tersebut, masyarakat Indonesia memilih untuk beralih ke brand fashion lain yang tidak mendukung Israel.

Berdasarkan survei Jakpat terhadap 234 responden ditemukan bahwa EIGER, Erigo, Uniqlo, 3SECOND, BERRYBENKA, EXECUTIVE, dan Cotton Ink menjadi top alternative fashion brand pilihan orang Indonesia untuk mengganti brand-brand yang diboikot.

Survei tersebut bahkan mengungkapkan bahwa brand fashion Indonesia menjadi alternatif teratas, yakni Generasi Z dengan persentase 25% lebih memilih Erigo sebagai favorit mereka dibandingkan dengan Milenial dan Gen X.

Survei yang dilakukan pada 19-20 Februari ini juga mengungkapkan bahwa dari 577 responden, sebanyak 75% mengaku tidak akan menggunakan merek pakaian yang diboikot lagi, terutama Generasi Milenial.

Sementara itu, terdapat juga responden yang berpotensi menggunakan brand-brand yang diboikot pada masa yang akan datang dengan pertimbangan bahwa produk yang diboikot tersebut memiliki kualitas baik (30%) dan terlanjur memiliki produk tersebut (17%).

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook